HMP 35

13.4K 997 51
                                    


Kabar Mew dan Gulf yang kembali bersama membuat sahabat-sahabat Gulf mewanti-wanti Mew untuk tidak menyakiti lagi Gulf. Yang tentu saja dengan tegas Mew berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Off dan Tay pun merasakan aura bahagia dari Mew. Mew yang dulu kini kembali hanya saja bedanya Mew kali ini menjadi pribadi yang menjadi lebih baik, lebih tegas dan lebih berwibawa.

"Mew, Gun bilang lo mau ngajak Gulf liburan?"

"Iya. Kenapa lo? Mau ikut?"

Off mendekati meja kerja Mew. "Serius?"

"Enggak."

"Ck, ayolah Mew."

Mew terkekeh kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi. "Bercanda, ayo ikut aja ajak Gun juga sekalian."

"Yess! Tay New juga dong?"

"Dikasih hati minta jantung ya lo!" omel Mew.

"Ga asik ah lo."

"Iya-iya ajak aja sekalian."

Mew bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah jendela yang menampakkan suasana kota Jakarta.

"Gue pengen bawa Gulf ke rumah. Papa dan Mama gue pengen ketemu dia."

"Terus mau kapan lo bawa Gulf ke orang tua lo?"

"Secepatnya."

Lusa kemarin, Papanya meminta Mew untuk mengenalkan pacarnya. Papa dan Mamanya memang tidak melarang Mew untuk berpacaran dengan seorang pria. Selama itu bisa membuat anaknya bahagia, kenapa tidak? Begitu prinsipnya.

Tok tok tok

"Tuan," panggil Aye.

"Ya silahkan masuk."

Aye masuk ke dalam ruang kerja Mew.

"Kenapa Aye?"

"Ada yang ingin bertemu dengan Tuan."

"Siapa?"

"Gulf Kanawut."

"Biarkan dia masuk."

"Baik, Tuan."

Aye pergi meninggalkan ruang kerja, lalu tak lama datang Gun dengan Gulf di belakangnya yang mengendap-ngendap.

"Gulf kenapa kamu seperti itu?" tanya Off heran.

"Aku malu, hehe."

Gulf tetap lah Gulf, laki-laki polos dan manja tetapi versi dewasa.

"Astaga, Kana. Sini," kata Mew.

Gulf menghampiri Mew kemudian memeluk tubuh tegap Mew. Gun yang melihat itu dengan cepat menarik Gulf.

"Phi Mew jangan mentang-mentang aku sudah memaafkan Phi, Phi dengan mudahnya berdekatan dengan Gulf ya!"

"Gun."

"Baby."

Mew dan Off kompak memberikan protes kepada Gun. Tetapi Gun tetap menggeleng keras dan memegang Gulf supaya tetap di sampingnya.

"Big no. Aku pengen lihat perjuangan Phi Mew lebih banyak."

"Astaga," keluh Mew.

Sedangkan Gulf hanya diam, dia mengerti mengapa sahabatnya sampai seperti ini. Bibirnya berkedut menahan senyuman terlebih saat dia melihat raut memelas Mew yang entah mengapa terlihat sangat menggemaskan.

"Jadi, ada keperluan apa kamu ke sini?" tanya Mew kepada Gun.

"Tentunya menemani Gulf dan menjaga Gulf dari predator seperti Phi," balas Gun sinis.

Hug Me Please [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang