Sore harinya Gulf, Gun dan New tengah berada di Cafe depan kampus. Sedari tadi mereka hanya diam, sesekali berbicara dan bercanda. Rencana melepas penat itu ternyata tidak bisa, Gun mendapat tugas dadakan yang harus segera ia kerjakan."Sial, dadakan banget ini Dosen," umpatnya.
Gulf terkekeh, "sabar-sabar."
"Hahh udah lah nanti aja malem. Sekalian minta tolong ke Papi." Gun menyerah dengan tugasnya dan memilih menyesap minuman yang tadi dipesan.
"Enak kali ya mau apa-apa tinggal bilang," celetuk New.
"Apaan sih, enggak gitu ya."
Gulf terdiam, memilih memainkan es batu di gelas minumannya yang sudah habis. Gun menyadari itu, kemudian ia menggeplak tangan New, memberi kode sahabatnya untuk tidak membahas hal yang berbau pacar dan untungnya New mengerti.
"Gulf," panggil New.
"Gulf."
"Astaga, Gulf!" teriak New di dekat telinga Gulf. Gulf tersentak, tangannya dengan refleks menyentil dahi New.
"Aisshh, kenapa kamu malah nyentil jidat aku," keluh New.
"Ya kamu sih ngagetin," ujar Gulf tidak merasa bersalah. Gun terkekeh melihat tingkah keduanya.
"Oh iya New, ngapain aja tadi kamu dipanggil Pak Tay?" tanya Gun.
"Nahh hayolo, ngapain aja New?" tanya Gulf dengan nada menggoda.
New tersipu, kedua pipi putihnya memerah. "Apasih, enggak ngapa-ngapain ya," elaknya.
"Wah curiga nih aku. Gun kenapa dia Gun?"
"Entahlah Gulf, sepertinya terjadi sesuatu."
"Apasih enggak ya kalian."
"Cie salting cie," goda Gulf.
"Enggak, ngapain salting?" kekeh New.
"Tapi pipinya merah tuh," ujar Gulf menunjuk pipi New yang memerah. Sontak New menangkup kedua pipinya yang memerah, "kalian ih," rengeknya.
Gulf dan Gun tertawa puas melihat New malu dan tersipu seperti itu. New itu orang yang gampang tersipu, gampang salting. Jadi, suatu kesenangan menggoda New seperti itu.
"Diem! Jangan ketawa," ujar New. Namun Gun dan Gulf masih tetap tertawa. "Iiiiiiiii," rengeknya seraya menelungkupkan wajahnya ke meja.
"Ah oke-oke, kita berhenti ni."
Tangan Gulf beralih ke pundak New dan menepuk-nepuknya pelan. "Udah ni, udah ga ketawa lagi."
Akhirnya New mengangkat wajahnya dengan pipi yang masih memerah. "Astaga, apa-apaan banget aku salting gini," gumamnya.
"Jadi, liburan kemana kita?" tanya Gun, mengalihkan topik pembicaraan.
"Aw? Liburan? Siapa yang liburan?" tanya New bingung.
"Kita. Aku, kamu, Gun dan Mild," jawab Gulf dan Gun mengiyakan.
"Kapan?"
"Lusa?"
"Weekend aja. Maksud aku tuh yang kita berempat enggak ada jadwal kuliah," usul Gulf.
"Siap. Tapi, Ayah kamu Gulf gimana?" tanya Gun. Gulf tersadar, "oh iya ya. Ya udah deh nanti aku tanya dulu sama Ayah."
New dan Gun mengangguk mengiyakan. Mereka bertiga kembali asyik dengan dunianya masing-masing. Tak lama, datang seseorang menyapa Gulf.
"Gulf?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...