HMP 16

12.8K 1.2K 53
                                    


Arm merasa aneh dengan tingkah laku Gulf yang menjadi pendiam. Gulf memang sudah biasa seperti itu, tapi kali ini tatapan matanya kosong. Seolah raganya di Jogja tapi pikirannya melanglang buana.

"Kana, kenapa?" tanya Arm.

Gulf tidak menjawab. Setelah tadi mendengar kalimat Mew yang menyakiti hatinya, Gulf langsung menutup panggilan telfon itu, bertepatan dengan Gun yang keluar dari kamar mandi.

Tidak banyak bicara, Gulf langsung saja menyampaikan pesan dari Off. "Gun, tadi kata Phi Off kalau sudah selesai mandi, telfon dia balik."

Gun hanya mengangguk, tidak melihat keanehan Gulf dan memilih ke kamar New dan Mild yang berada di depannya.

Gulf diam memandangi pemandangan yang tersaji di balkon kamar hotelnya. Yang tidak lama Arm datang kemudian bertanya yang Gulf abaikan.

"Kana hei, kenapa?"

"Aw tidak apa-apa, Phi."

Arm sudah jelas tahu pasti terjadi sesuatu yang membuat suasana hati Gulf menjadi buruk. Bukan sekali ini saja Gulf bersikap seperti itu, melainkan setiap ada masalah Gulf pasti akan lebih memilih memendam sendiri dari pada bercerita.

"Makan yuk, bentar lagi kita kan mau jalan-jalan ke depan," ajak Arm.

Gulf menggeleng sebagai jawaban.

Arm menghela nafas. "Kana, hari ini kita ke Jogja mau liburan loh. Mau lepas penat, bukan mau sedih-sedihan kayak gini. I don't know what happen with you, but i'm here. Ada Phi, kamu enggak sendiri."

Gulf memejamkan matanya. Mencoba berfikir dewasa, tidak seharusnya dia egois dengan selalu mementingkan perasaannya sendiri. Selalu membuat banyak orang khawatir. Kemudian Gulf membuka matanya dan tersenyum sangat manis kepada Arm.

"Maaf, Phi. Ayo kita makan."

Gulf sudah biasa, dituntut dewasa oleh keadaan, senyumnya direnggut paksa oleh kekecewaan, harapannya dijatuhkan oleh kenyataan.

---

Selama dua hari di Jogja, Gulf menepati janjinya untuk bersenang-senang. Mencoba tidak memikirkan apapun yang berkaitan dengan hal yang membuatnya bersedih. Memang susah, tapi teman-temannya selalu ada untuk membantu. Dan Gulf berhasil melewati itu.

Bahkan sepertinya, Gulf tidak sadar bahwa selama dua hari itu dia tidak memegang ponselnya.

Gulf juga tidak sadar bahwa selama dua hari itu, dia tidak memikirkan Mew.

Bahkan mungkin, Gulf tidak sadar bahwa ini memang rencana teman-temannya.

Yaitu membuat Gulf lupa sejenak tentang Mew dan dirinya.

Masih ingat dengan percakapan Gun dan New tempo hari? Ya, Gun dan New membicarakan perihal rencana ini. Gun meminta bantuan New untuk sebisa mungkin melakukan upaya supaya Gulf tidak mengingat atau menghubungi Mew.

Dan berakhirlah mereka pergi ke Jogja, walaupun sebelumnya, Mild, Arm dan Alice diberitahu dahulu mengenai rencananya. Dan untungnya mereka bertiga sangat-sangat setuju.

Rencana ini awalnya ide Off. Off mengutarakan rencananya saat berkunjung ke rumah Gun. Walaupun terkesan tidak baik karena menjauhkan seperti ini, tapi ini merupakan solusi terbaik dari keadaan yang sedang terjadi.

Jika Gulf dan teman-temannya bersenang-senang di Jogja. Maka lain hal lagi dengan Mew yang terus-terusan menahan marah di Jakarta.

Seperti sekarang ini, dua hari setelah Mew tahu bahwa percakapannya dengan Off didengar Gulf. Mew tidak henti-hentinya menghubungi Gulf. Hanya sekedar memastikan bahwa laki-laki polos itu baik-baik saja.

Hug Me Please [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang