Sebelumnya makasih banyak yang udah baca, vote dan komennya 😭💛 Yang udah nambahin cerita ini ke reading list kalian juga, makasih banyaakk pokoknya 💛🌻
---
Gulf terbangun ketika cahaya matahari dari jendela yang dibuka mengenai retina matanya. Gulf mendudukkan diri dari tidurnya, sedikit kebingungan. Ini memang apartemennya, namun seingatnya semalam dia pergi ke bar.
Perutnya bergejolak meminta mengeluarkan seluruh isinya. Dengan tergesa Gulf lari ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi di dalam perutnya. "Uhuk."
Setelah selesai Gulf mencuci kedua tangan dan bibirnya, kemudian melihat penampakan dirinya di hadapan cermin. Wajahnya terlihat sangat sayu. Puas memandangi diri sendiri, Gulf keluar dari kamar mandi dan sudah mendapati ayahnya tengah duduk di tepi kasur.
Gulf sedikit takut, em bukan sedikit. Memang takut, sekarang dia ingat bahwa semalam dirinya pergi ke bar seorang diri. Dan ini baru pertama kali.
"Sini," suruh ayah Gulf.
Gulf mendekat, kemudian duduk di sebelah ayahnya. Ayah Gulf mengusap puncak kepala anaknya, tadi pagi dia dibuat kalang kabut saat menerima laporan bahwa anak laki-laki satunya pergi ke bar dan mabuk.
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, Ayah," jawab Gulf.
Ayah Gulf tersenyum, tahu bahwa anaknya sedang berbohong. Dari kecil, Gulf tidak pernah bisa berbohong sedikitpun. Gulf selalu berbicara serta bercerita jujur sesuai dengan apa yang dia rasa, tetapi setelah bertemu Mew. Gulf sedikit berubah menjadi anak yang sering memendam cerita.
Gulf diam begitupun ayahnya. Gulf larut dalam pikirannya sendiri, semalam setelah Arm menjemputnya Gulf langsung membersihkan diri. Saat sedang mengisi perutnya yang kosong, Arm datang ke kamarnya dan berkata bahwa dia akan pulang ke rumah. Walaupun sempat memberikan tawaran untuk ikut, tetapi Gulf menolak dengan alasan besok dia ada kelas siang.
Tapi, entah bisikan setan dari mana Gulf berkeinginan pergi ke bar. Ternyata, rasa sakitnya sedari siang membutuhkan pelampiasan. Sedikit takut awalnya karena ini pertama kali baginya, tapi Gulf tepis hal itu dan memberanikan diri pergi ke bar. Di bar dia bertemu dengan Off, sahabat Mew. Off mengajak minum bersama yang langsung Gulf sanggupi, tidak lama Gulf tepar. Karena ketidakbiasaannya dalam meminum alkohol, membuat Gulf lebih cepat mabuk.
"Kana," panggil ayah Gulf.
"Iya Ayah?"
"Habis ini ada kuliah?"
Gulf melebarkan matanya. Sial, dia lupa bahwa hari ini ada jadwal kuliahnya. "Astaga, Gulf lupa Ayah."
"Jam berapa?"
"Jam sebelas, ah aku harus mandi dulu," panik Gulf.
Ayah Gulf terkekeh melihat wajah panik Gulf, kemudian menarik lembut tangan Gulf dan memeluknya. "Ini masih jam delapan pagi, Nak," bisiknya.
Gulf menghela nafas lega saat mendengar penuturan ayahnya. Tak lama, ia balas pelukan sang ayah, menyamankan dirinya di dalam pelukan sang penjaganya.
"Ayah," panggil Gulf pelan.
"Iya sayang?"
"Kana boleh nangis enggak?"
Ayah Gulf mengusap punggung Gulf. "Nangis saja, tidak apa-apa. Kalau kamu cape, istirahat. Kalau pengen lega, cerita jangan dipendam."
Gulf diam tidak menjawab, tidak lama terdengar suara isakan Gulf. Untuk saat ini saja, biarkan dia menumpahkan segala perasaan yang ia rasa. Gulf ingin menenangkan hatinya kembali yang beberapa hari ini sedang kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...