Sebelum keberangkatan ke Bali, Mew dibuat khawatir karena Gulf yang tiba-tiba demam. Katanya di saat dia pulang berbelanja dengan Gun dan New, Gulf kehujanan."Kana kita undur aja ya?" bujuk Mew.
Hari ini mereka seharusnya sudah berangkat, nanti sore tepatnya. Tapi Mew tengah membujuk Gulf untuk mengundur kepergiannya, dia khawatir Gulf akan semakin parah.
"Enggak mau, Phi. Aku mau hari ini," rengek Gulf.
"Tapi kamu masih sakit sayang."
"Badan aku udah enggak panas kok," keukeuh Gulf.
Mew menghela nafas lelah lalu beralih memegang kening Gulf untuk memeriksa suhunya. Memang sudah tidak panas, tetapi tetap saja Mew merasa khawatir.
"Kana, nanti saja ya."
Gulf tidak menjawab, dia hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya. Mew menghela nafas untuk ke sekian kalinya.
"Iya udah nanti sore kita berangkat. Tapi, dengan syarat kamu enggak boleh kecapean," ujar Mew.
Gulf langsung mengangguk senang. "Siap Phi."
Sore harinya Mew, Gulf, Off, Gun, Tay dan New berkumpul di kediaman Mew. Sebentar lagi mereka akan berangkat ke bandara, tetapi mereka sengaja berkumpul di rumah Mew karena orang tua Mew menyuruh.
"Kalian baik-baik di sana ya. Nikmatin liburannya, jangan sedih-sedih tapi harus bahagia," pesan mama Mew.
"Siap," jawab semuanya, kompak.
Lalu mereka berpamitan pada orang tua Mew. Saat Mew memeluk sang ibu, dia mendengar mamanya berbisik pelan.
"Semoga berhasil ya, Nak."
Mew hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu beralih memeluk papanya yang sedari tadi tetap diam.
"Good luck."
"Aku pamit Ma, Pa."
Setelah melakukan penerbangan selama beberapa jam, akhirnya mereka sampai di Bali. Mereka langsung menuju hotel yang sudah Mew pesan.
"Kamar kalian bebas aja mau yang mana, nomornya 203 sama 204," kata Mew.
Off, Gun, Tay dan New mengangguk lalu segera masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Mew sengaja memesan tiga kamar saja, biarkan setiap orangnya berpasangan.
Arm tidak ikut karena harus mengurus sesuatu katanya, begitupun Mild yang beberapa hari yang lalu ternyata pindah ke Jepang, katanya ibunya harus berobat di negara tersebut.
"Phi Miuuu," panggil Gulf dengan nada yang manja.
"Kenapa, Kana?"
"Hehe, mau ke pantai," ujar Gulf seraya cengengesan.
Mew dengan tegas menolak. "Enggak hari ini."
"Ayolah Phi, aku ingin melihat sunset."
Mereka memang sampai di Bali pukul setengah lima, jadi masih ada waktu untuk melihat sunset.
"Nanti ya besok, sekarang kamu istirahat dulu."
"Aku inginnya sekarang."
"Sekarang pasti kurang ramai, besok aja ya malam minggu, 'kan? Pasti ramai banget," bujuk Mew.
Padahal pantai di Bali selalu ramai, memang apa saja Mew sebut supaya Gulf tidak pergi ke pantai sekarang.
"Tapi janji besok," kata Gulf.
Mew tersenyum lalu mengusap puncak kepala Gulf. "Iya janji, besok kita kencan."
"Yess."
"Sekarang kamu istirahat, nanti Phi bangunkan saat makan malam. Okey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...