18+---
Pengantin baru selalu identik dengan malam pertama. Katanya, malam pertama itu harus errrr berkesan baik sehingga selalu melekat diingatan.
Seperti pasangan ini, dari tadi Gulf saling meremas kedua tangannya. Dia gugup dan juga takut. Gulf memang anak yang polos, tapi bukan berarti dia tidak tahu tentang bagaimana sepasang pengantin berhubungan di malam pertama.
"Kana?"
"I-iya Phi?"
Mew mengernyit heran melihat raut wajah Gulf yang terlihat seperti kebingungan, gugup dan gelisah. Sedangkan Mew baru saja selesai mandi.
"Kamu kenapa?"
"Hah? Oh itu anu."
Astaga kenapa Gulf harus segugup ini?
Mew mendekati Gulf dan duduk di pinggir ranjang sehingga bersebelahan dengan istrinya. Tangannya memegang tangan Gulf yang saling bertautan dan Mew bisa merasakan Gulf tersentak kecil.
"Kenapa hm?"
"P-Phi ingin itu s-sekarang?" tanya Gulf polos.
"Ingin apa?"
Mata Gulf berkeliaran ke sana kemari berusaha menghindari tatapan Mew yang sangat menatapnya intens.
"Berhubungankayaorangyangnikahdimalempertama," ucap Gulf cepat tanpa jeda.
"Hah?" tanya Mew tidak mengerti.
"Itu kalau orang yang nikah di malem pertama gitu," ucap Gulf pelan.
Demi apa pun Mew tidak mengerti dengan apa yang Gulf ucapkan. "Coba bilang yang jelas sayang."
"Phi ingin making love sekarang?" cicit Gulf.
Ah, Mew mengerti sekarang. Astaga kenapa Gulf harus se-belibet ini hanya karena menanyakan hal itu.
"Kenapa nanya gitu?" tanya Mew.
"Ya kan biasanya suka gitu."
"Kamu mau?"
Gulf tersentak, jantungnya berdegup dengan kencang. Mew terkekeh melihat respon tubuh Gulf.
"Kana, Phi tidak akan memaksa kamu. Phi ingin kita melakukannya dalam keadaan keduanya siap, jadi jangan memaksakan diri ya?" jelas Mew lembut.
"Phi tidak ingin melakukannya sekarang?" tanya Gulf.
"Jika ditanya ingin sekarang atau tidak, sudah pasti jawaban Phi iya ingin. Tapi seperti yang Phi katakan tadi, Phi ingin kita melakukannya saat sama-sama siap."
Gulf menghela nafas lega, tangannya menyeka keringat yang muncul dari pelipisnya. Entah mengapa, membicarakan hal seperti ini saja Gulf sampai berkeringat.
"Tidur sekarang?" tanya Mew.
Waktu memang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Resepsi tadi membuat kaki Gulf pegal karena rekan kerja Mew banyak yang datang.
"Iya Phi, kaki aku pegel banget," keluh Gulf.
"Coba sini." Mew menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dan membawa kaki Gulf ke atas pahanya.
"Phi ngapain?"
"Enak, 'kan?"
Mew memijat lembut pergelangan kaki Gulf secara bergantian, Gulf terlihat menikmati. Dia tidak tahu bahwa Mew bisa melakukan hal seperti ini.
"Sudah Phi," kata Gulf.
"Hm? Yakin?"
Gulf mengangguk lalu merubah posisi nya menjadi di sebelah Mew. Gulf memandang wajah Mew dari samping, wajahnya yang tegas, sorot matanya yang tajam, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang errrr sexy. Gulf menggelengkan kepalanya saat bayangan sesuatu muncul di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...