HMP 8

12.8K 1.2K 204
                                    

Double up!

Karena kemarin aku ga up, jadi hari ini aku double up. Semoga suka ya dan selamat membaca 💛🌻

---

Gulf terdiam meringkuk di sudut ruangan kamarnya dengan pandangan kosong. Bekas air matanya masih terlihat jelas di pipi, tapi air matanya sudah tidak mengalir lagi. Isakannya sudah berhenti sejak tadi, tapi tatapan matanya berubah menjadi kosong.

Tadi, setelah pulang dari Cafe dan mendapati Mew di apartemennya Gulf kaget bukan main. Terlebih pandangan dan tatapan mata Mew yang menyorot tajam. Wajahnya terlihat menahan amarah.

"Phi Mew, ada ap–"

Plak

Suara pertemuan kulit telapak tangan dengan kulit pipi terdengar jelas dan sangat keras.

Mew menampar Gulf.

Gulf masih terdiam di tempatnya, masih mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ternyata ruang tamu apartemennya berantakan, meja yang sudah terguling, bantal sofa yang sudah tidak ditempatnya.

Mew mencengkeram pundak Gulf, matanya masih menyorot tajam dan menatap tepat di manik mata cantik Gulf. "Udah murahan sekarang kamu hah?"

Gulf diam, tidak menjawab. Sakit hati? Sudah jelas, disebut murahan oleh pacar sendiri siapa yang tidak sakit hati?

Mew menggoyangkan pundak Gulf dengan kasar, cengkeramannya bertambah erat. "JAWAB!" bentak Mew. Membuat Gulf tersadar.

Setetes air mata lolos dari mata Gulf. "M-maksud Phi apa?" tanyanya takut.

Wajah Gulf terlihat linglung. Mew mendecih melihat wajah polos itu. Kemudian ia melepas cengkeramannya dan membawa sesuatu yang membuatnya marah.

"Lihat mata saya. Hey, lihat. Kamu berani selingkuh dari saya?" tanya Mew seraya mengangkat dagu Gulf agar wajahnya menghadap ke arahnya.

"T-tidak, Phi s-sakit."

"Terus ini apa hah?" Mew menghempaskan dagu Gulf dengan kasar dan melemparkan paper bag hingga isinya berceceran.

"Lihat. Coba kamu lihat apa itu isinya," tekan Mew.

Gulf berjongkok, memunguti isi dari paper bag tersebut. Tangannya gemetar saat menemukan sekotak alat kontrasepsi dan sebuah foto. Foto dirinya yang tengah tertidur di sofa dan seorang laki-laki yang tadi tidak sengaja bertemu dengannya.

"P-phi, ini enggak bener," ujar Gulf cepat.

"Terus foto itu apa hah?!"

"Aku gatau, aku, aku gatau kenapa Phi Pavel ada di sini."

Gulf yang tertidur dengan posisi terlentang di sofa dan Pavel berada di sisi kanan Gulf dengan posisi mencium pipinya.

"Phi, aku bener-bener gatau. Waktu itu aku, aku lupa pintu kunci. Phi, maaf, maaf," ujar Gulf. Air matanya sudah bercucuran dengan deras. Gulf tidak menyangka Pavel bersikap seperti ini. Sekarang Gulf mengerti, maksud dari isi paper bag yang dimaksud Pavel tadi.

Mew menghela nafasnya kasar, dia masih ingin marah. Tapi melihat tingkah Gulf seperti orang lingung membuat Mew sedikit tidak tega. Lagi pula, kenapa dia harus sampai semarah ini?

Niatnya datang ke apartemen Gulf itu untuk mengajak Gulf makan malam bersama. Tapi bukan karena keinginannya sendiri, melainkan atas paksaan Off setelah mengetahui bahwa Gulf ia lupakan di mall tempo hari. Tapi, sesampainya di sana Mew makah mendapati hal seperti ini.

"Dengar. Tidak boleh ada yang menyakiti kamu selain saya. Ingat itu," ucap Mew dengan penekanan.

Setelah itu, Mew meninggalkan apartemen Gulf dengan raut wajah menahan emosi. Gulf ditinggal sendiri, bahkan disaat seperti ini kepalanya kembali terasa sakit. Bayangan-bayangan orang berpakaian hitam kembali mengisi pikirannya, bergerak mendekat seolah akan menyakitinya.

Hug Me Please [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang