Mew tidak pernah menyangka bahwa sesakit ini rasanya dikhianati.Mew juga tidak pernah menyangka bahwa hatinya akan terasa perih saat melihat seorang yang Mew tahu sangat tulus mencintainya diperlakukan seperti ini.
Setelah berdebat dengan pikirannya tadi, Mew memutuskan untuk ikut ke Jogja. Dan menyuruh Max, pelacak handalnya untuk melacak posisi Gulf. Dan ya, tidak butuh waktu lama lokasi Gulf langsung ditemukan.
Gulf ditemukan dengan kondisi mungkin hampir dilecehkan jika saja Mew telat datang ke tempat ini. Saat ini, Mew tengah memukul secara brutal orang yang sudah tidak berdaya di bawahnya.
Orang itu terkekeh. "Kenapa lo pukul gue?" tanyanya merubah bahasa 'aku-kamu' menjadi 'lo-gue'.
"Bangsat!"
Mew terus-terusan melayangkan pukulan yang tidak bisa dibilang pelan itu kepada orang yang sudah berani menyakiti Kana-nya. "Mati aja lo bangsat!"
"Uhuk, lo aja yang mati gimana? Biar Gulf sama gue, gue jamin dia bakal bahagia dari pada sama lo."
"Gulf enggak akan pernah sudi nerima lo," desis Mew.
Seakan tidak puas, Mew terus memukul orang itu sampai nyaris pingsan. Off yang melihatnya segera menarik Mew.
"Stop, lo gila?! Lihat Gulf, dia lebih butuh lo sekarang!" sentak Off.
Mew langsung berhenti seketika dan melihat ke arah Gulf yang kondisinya sudah jauh dari kata baik-baik saja. Gulf duduk meringkuk dengan kedua tangannya yang berusaha menutupi tubuh bagian atasnya. Mew menghampiri Gulf dan memeriksa kondisinya.
"Kana?" panggilnya pelan.
Gulf menjauh, isakannya terdengar sangat pilu. "Pergi," lirihnya.
Mew khawatir melihat kondisi Gulf seperti ini, saat akan meraih tangannya pun Gulf menghindar. "Kana, ini Phi Mew."
"Phi Mew?" gumam Gulf.
"Iya, ini Phi. Ayo bangun, kita pergi dari tempat ini," ajak Mew seraya mengulurkan tangannya.
"Phi Mew? Phi Mew, Kana takut," ujar Gulf dengan isakannya. Lalu Gulf menjambak rambutnya dengan kedua tangan. "PERGI! PERGI!"
"TOLONG PERGI!"
Mew terkejut kala mendengar teriakan Gulf, terlebih kedua tangan Gulf yang menjambaki rambutnya sendiri.
"Kana hei kenapa?"
"Kana!"
Gulf semakin brutal, traumanya kambuh. Gulf butuh obat itu, obat penenang. Mew tidak tahu harus melakukan tindakan apa selain memeluk Gulf yang terus meronta, membisikkan kata-kata penenang mencoba membuat Gulf setidaknya sedikit tenang.
"Kana, hei dengarkan Phi. Tidak akan ada yang menyakiti Kana lagi di sini," ujar Mew lembut.
Gulf masih terisak, sampai beberapa saat kemudian perlahan mata Gulf tertutup rapat. Gulf pingsan dan Mew langsung memeluk erat tubuh itu. Mew melepaskan jaket kulit yang dipakainya lalu dipakaikan kepada Gulf.
Mew langsung menggendong Gulf dengan bridal style dan segera menuju ke mobilnya. Off mengikuti di belakang Mew. Saat melewati orang itu, Mew menghentikan langkahnya.
"Lo orang yang enggak gue duga bakal ngelakuin hal kaya gini. Sorry Pavel, gue kecewa sama lo."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Mew meninggalkan tempat tersebut. Menyisakan Pavel yang terbaring lemah di lantai dengan mulut dan hidung yang sudah mengeluarkan darah segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...