65 . Epilog

271 17 5
                                    

Akhir 2020

Alis Aisha mengerut gusar.
Jarinya menaik turunkan laman layar ponsel ditangannya.

Ayu melirik Aisha yang sudah 30menit mendengar decakan gusarnya.
" Sayang.. Kenapa lihat hape sampe kaya gitu?cari apa sih?" Tanya Ayu.

Aisha menghela nafas panjang.
"Bu.Aku cari nomor Daddy kok ga ada sih?" Aisha cemberut.

"Hey.. Kemarin kan udah Ibu bilang.
Stop call him 'Daddy' ! He's not your daddy!"

"Ok! Uncle! Mana nomor Uncle Shah?
I can't find it!"

"Ibu hapus.i delete it! "

"Why ? "

"Sayang.." Ayu merangkul Aisha.
"Sekarang Aisha mendingan akrab ke Om A .."

Aisha melepaskan diri dari rangkulan Ibunya. "Aisha cuma mau ngobrol sama Uncle Shaheer... Just wanna learn more english with him.
Let me talk with Uncle Shaheer.Bu.."
Aisha mengerjapkan matanya berharap.

Ayu menggeleng. "I'm sorry.."

"You don't have to talk to him.
Aisha yang akan belajar bahasa Inggris sama Uncle Shaheer untuk praktek."

"Sayang.. Kamu bisa belajar sama Ibu.."

Aisha tertunduk kini.
"Aisha janji cuma ngobrol sama Uncle Shaheer 2 menit aja,Bu.."

Ayu mensejajarkan tubuhnya dihadapan Aisha.
"Aisha mau apa?biar Ibu beliin.
Ga usah minta Uncle Shaheer."

Aisha menatap mata Ayu kini.
"Aisha cuma kangen Uncle Shaheer.
I miss him so bad."

"Kamu kangen Uncle kenapa?
Apa yang Uncle Shaheer kasih tapi ga bisa Ibu kasih?"

Aisha memeluk Ayu.
Berkata pelan.
"Uncle Shaheer always saying.
(Paman Shaheer selalu bilang..)
'i am your daddy forever.'
(Aku ayahmu selalu)."

"Aisha...Kamu tahu kan.. Dia bukan.."

"Bu.. please let me talk to Uncle.
Kalau aku ga boleh telepon.
Biar lewat message aja please..."
Aisha memohon.

Ayu menatap Aisha.
"Ok..but promise me.. don't talk too much and just practice your English a little.."

----------

2023

Masih di pantai yang sama pertemuan setelah 3 tahun berlalu.

Shaheer memeluk Ayu dari belakang.
Mereka berdua duduk di atas pasir pantai menikmati senja.

"Aku tidak percaya Aisha benar-benar membuat kita tetap berkomunikasi selama 3 tahun ini.
She's really smart.." Shaheer menyandarkan dagunya ke bahu Ayu.

"Yes.. She is. I'm her mother.of course she's smart.."

"Yeah.. I know.. you're her mother.
The best and strongest mother I've ever know. Dia smart. Cute.. "

"Iyalah! Aku Mama nya!"

"I love her.." Shaheer mengecup punggung Ayu.

" Apa kamu juga cinta Mamanya Aisha?" Ayu menoleh sedikit.

"Selalu cinta.. Aku cinta selalu mamanya Aisha. The only I love Ayu Rosmalina!"

"Thank you." Singkat Ayu menjawab.

Shaheer mengeratkan pelukannya.
"Aku tahu.. I have hurt you so bad.
Like hell .."

Ayu membalikkan tubuhnya menghadap Shaheer.
Menggeleng dan mengusap lembut pipi Shaheer.
"No! You have hurt too. Kita sama-sama sakit hati.
We have through all..
Sekarang.. Kita harus sama-sama bahagia..
No more pain!"

"Ini kaya mimpi ya..
Kita sama-sama disini.
Aku lepas dari Ruhi.
Dan kamu .." ucapan Shaheer terpotong masih terbayang semua kesulitan selama ini.

"Aku cuma mau bahagia.
Dan kamu tahu pasti siapa 'kebahagiaan' aku.
You know for sure.. whose my happiness.."

Shaheer mengangguk yakin.
"I knew.."

"So what is my happiness.."

Shaheer mendekatkan wajahnya ke telinga Ayu.
Berbisik pelan. "Keripik sambalado.."

Shaheer berdiri lalu langsung berlari tertawa riang. "Am I right?"
Shaheer menoleh ." Baby!I am hungry!
Ayo kita lomba siapa yang sampai ke kamar lebih dulu!"

"Hadiahnya apa?" Ayu menerima tantangan Shaheer.

Shaheer berpikir sejenak lalu menunjuk bibirnya.

Ayu menggeleng menolak.

Shaheer merangkul dirinya sendiri memberi isyarat hadiahnya adalah pelukan.

Ayu kembali menggelengkan kepalanya menolak tawaran hadiahnya.

Shaheer memandang ke atas berpikir.
Matanya melebar tiba-tiba dan menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
Menggeleng tidak percaya berkata tanpa suara "I can't believe you want me!"

Ayu menghampiri Shaheer dengan cepat lalu mencubit pinggang Shaheer.
"You! Stop it!"

--------

my point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang