61. I will always love you

118 12 15
                                    

Ayu membuka matanya.
Kepalanya masih terasa berat.
Ditambah suhu tubuh yang masih belum jauh dari demam.

Ayu meraba sisi kiri bantalnya.
" Ini dia.." menarik termometer digital lalu mengecek suhu tubuhnya.

39°

Masih demam...

Ingin bangun dari rebahnya pun enggan.
Ayu menarik ponsel dari sisi kanan bantalnya kini.
Mengecek jam.

Pukul 16.00

Waktu terasa bergulir lama sekali ya..
Dalam isolasi mandiri seperti ini.
Rasanya dunia seperti berjalan lambat dan berputar hanya sekitar suhu tubuh dan menjaga kesehatan agar sembuh dan pulih secepatnya.

Drrttt Drrttt

Ponsel Ayu bergetar pelan.

Ada pesan masuk.

Dari Andri.

Andri ; Ay. Kata Shah. Surat-suratnya sudah di kirim lewat email.
Maaf ya Ay. Shah masih ga bisa kesini.
☹️

Ayu mengangkat ponselnya mengetik membalas pesan Andri.

Ayu ; it's ok, Andri.
Ya..mau gimana lagi..

Andri ; gimana keadaan kamu sekarang,Ay?

Ayu ; Ga tahu nih , Andri.
Barusan aku cek masih 39°.
Pala juga masih berat.

Andri ; Kamu baru bangun? Udah makan belum?
Minum isotonik sama vitaminnya kalau pas lagi bangun.
Makan juga yang banyak , Say...

Ayu ; Iya.. Makasih Andri.
Nanti biar Ayah sama Mas Imam yang bantuin aku cek email sama urus surat-surat.
Makasih ya.. maaf udah ngerepotin..

Andri ; Ayu.. are you ok?

Ayu ; I'm ok , Andri..
Thanks ❤️

Andri ; You know kan Ayu..
Ini bukan keinginan dia.

Ayu ; iya aku tahu Andri..☹️
Tapi kita ga bisa apa-apa..

Andri ; ada pesan terakhir dari Shah.

Ayu ; apa?

Andri ; he will always love you forever.

Air mata Ayu menggenang kembali melihat pesan dari Andri.
Menarik nafas panjang dalam-dalam mengusap pipinya menggeleng kencang.

Ayu ; I know ☹️

---------



my point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang