31.nothing

275 34 7
                                        

Tangan Ayu gemetar mencoba membuka kamar apartemen Shaheer.

Hingga akhirnya pintu terbuka.
Ayu langsung memasuki kamar.

Ruangan terlihat temaram.
Hanya lampu tidur di sisi tempat tidur yang menyala.

Ayu berjalan mencoba menyesuaikan pandangan matanya dengan redupnya lampu.

Hingga kakinya terantuk sesuatu.

Ayu berhenti.
Terlihat Shaheer memegang pisau cukur kecil tajam di tangan kanannya.
Matanya terpejam.

Ayu menangkup wajah Shaheer.
"Shah...Shah!!!"
Dia menepuk nepuk pelan pipi Shaheer.

Shaheer masih terdiam.

Ayu mengedarkan pandangannya di meja.
Ada botol obat tidur tergeletak terbuka tutupnya.
Tablet tablet bertebaran di sisi kepala Shaheer.

"Shah!!bangun!!ya ampun!!Kamu abis ngapain si?mikir apaan?"
Ayu makin panik menepuk pipi Shaheer lebih keras mencoba membangunkannya.

Namun hal lebih mengerikan menghampiri nya begitu terlihat pisau dapur di ujung tangan kiri Shaheer.

"SHAHHH!!!BANGUN!!!SHAHHH PLEASE!!"

"mm?ho..honey?"
Suara Shaheer berat pelan.

"Shah?kamu bisa denger aku?
kamu abis ngapain?"

Shaheer menggeleng bingung.
"Aku?what?"

"Ini...ini ..kamu abis minum obat tidur berapa?"
Ayu menggenggam beberapa tablet di tangannya.

Shaheer menatap Ayu sayu.
Lalu menangis mengibaskan tangannya sedih.
"Kamu?
you.. you're must be not Ayu!
Ayu sekarang ga peduli aku!"

Ayu memeluk Shaheer.
"Baboo..ini aku.
Aku Ayu."

"Ini pasti malaikat pencabut nyawa atau pengantarku menuju akhirat.
aku mau ikut.ya...bawa saja aku..
take me..."

Ayu mengusap matanya sendiri sedih melihat Shaheer begini.
"Shah..."
Ayu kembali menangkup kedua pipi Shaheer.
"Ayo kita pergi.pergi dari sini!"

Shaheer menatap Ayu lemah.
"Aku mau tidur.
Aku mau pergi ikut malaikat kemana aja.."
Shaheer terantuk tunduk dan matanya terpejam.

"No!
Ayo ikut aku!
ayo!!"
Ayu memapah tubuh Shaheer.
Merebahkannya di sofa.
Dimana saja asal tidak di lantai!
astaga.dia sudah begini berapa lama?

Ayu mengambil asal baju dan celana dari lemari Shaheer.
Memasukkannya ke tas kecil ransel miliknya.

Ayu kembali menghampiri Shaheer.
Memapahnya menuju mobil.
"Shah! please wake up!
please..aku ga bakal kuat kalau cuma kekuatan aku sendiri sampe parkiran."
Ayu menatap mata Shaheer di sebelahnya berkata memohon.

Shaheer melirik sebentar.
"Hhh...oh..ohkey...i will walk..
slowly..please..i can not.."
Shaheer bicara terbata dengan nafas sesak.

"ya..ya..aku tahu kamu lemes banget.
Kita nanti ke mobil dulu.
aku bawa bekel tadi dari rumah.
please sampe parkiran aja.."

Shaheer mengangguk.
"oh..ohkey.."

----------

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang