52.Erica here

152 12 14
                                    

Kesibukan Shaheer berlanjut seperti biasa.
Setelah 10 hari cuti untuk ke Indonesia.
Shaheer sudah mulai menjalani jadwal shooting.

"Ok!cut!!!break 10 menit ya..
Nanti kita lanjut scene selanjutnya 10 menit lagi masih disini.."
Sutradara berteriak lalu berdiskusi dengan staff.

Erica menggigit bibirnya meringis pelan.
"Sshh...aduh..ck.."
Bahunya bergerak tidak nyaman.

Shaheer yang mengulang menghafal naskahnya.
Akhirnya fokusnya teralihkan.
"Eri..ada apa?"

Erica memandang Shaheer gugup.
"Ini..ah.. sakit,Shah..
Tapi...aku tidak tahu harus.."

"Sakit?apa yang sakit?
Kita mulai shoot lagi 8menit lagi ..
Apa aku harus bilang ke sutradara.."

"Ah tidak tidak!!tidak perlu..
Ini..hanya sebentar si.
Tapi..aku sungkan.."

"Hey..ayolah katakan saja..
Ada apa?"

Erica akhirnya berkata pelan.
"Ini...kawat..ini.."

Shaheer memandang Erica bingung.
Erica membalikkan badannya dan bahu belakang Erica kini menghadap Shaheer.

Erica mengarahkan telunjuknya ke punggungnya.
"Shah...ini!"

"Apa,Eri?"

"Shah...itu..pengait bra ku..sepertinya terputus.
Bisakah kamu pasangkan?"
Suara Erica pelan.

"Apa?"

"Eh Shah..bisakah cepat?!
Kawat braku juga agak tajam menusukku jika pengait dibelakang tidak terkait.
Waktu kita tidak banyak ..."

"Ah ya.. baiklah.."
Shaheer menghampiri Erica yang mengenakan dress dengan bahu terbuka.
Dengan mudah Shaheer mendapati pengait bra Erica Dan membantunya mengaitkannya.

"Eri..itu sutradara..oh..UPS.. sorry..
Maaf aku ganggu.."
Asisten Erica yang menghampiri mereka berdua, terkejut mendapati Shaheer sedang di belakang Erica menarik resleting dress Erica.

"Eh..hey..aku tadi..."
Shaheer mencoba menjelaskan.

"Ada apa?" Erica langsung memotong perkataan Shaheer dan bertanya tegas ke asistennya.

Asisten Erica berdeham.
"Ehm..itu..tadi sutradara bilang..
Extra breaktime 30 menit.
Ada properti yang harus di siapkan.."

"Oh..ok.. thanks.."
Ujar Erica singkat.

"Eh..aku harus menjelaskan.
Hey..jangan salah sangka ya..
Tadi kami.."

"Kamu bisa pergi sekarang.
Kami akan istirahat disini.."
Erica mengusir asistennya.

"But ,Eri ...apa tidak lebih baik kalau kita menjelaskan ke asisten kamu.."

"Ahh..biar saja..
Dia juga tahu kalau kita berteman.
So.. nothing you've worried about.."
Erica mengibaskan tangannya asal lalu kembali membaca naskah.

Shaheer merasa tidak setuju.
Lebih baik menjelaskan lebih lanjut tadi dia baru saja menolong Erica mengaitkan kawat pengait.

"Shah...are you here?" Erica melambaikan tangannya di hadapan wajah Shaheer.

"Eri ...aku rasa harus menjelaskan ke asisten kamu.."

"Oh Shah... please...
Tadi kamu cuma membantuku..
Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan tentang gosip apapun.
Hanya aku dan Tuhan yang tahu tadi kamu hanya menolongku.
Sudahlah..jangan kamu pikirkan terlalu berat.."

Shaheer akhirnya mengedikkan bahunya menyerah.
"Do you think so?
Hmmm ok.."

------------------------------

my point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang