Prolog

3.1K 90 0
                                    

Dor!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dor!

Suara pistol terdengar begitu keras. Dua anak perempuan kecil dengan saling berpelukan berada dibawah sebuah meja makan dirumah mereka yang gelap gulita.

"Kak. Aku takut." ucap anak yang berusia lima tahun didalam pelukan sang kakak.

"Jangan takut. Kakak disini." ucap anak berumur enam tahun bernama Flara.

Tiba-tiba saja sebuah sinar mengarah pada mereka. Sang pemilik senter berlari dengan kencang menuju Flara dan adiknya. Saat sampai, ternyata dia adalah sang ibu.

"Ma." panggil adik Flara yang bernama Rena.

"Sayang. Kalian harus pergi dari sini. Papa kalian sudah tidak terkendali. Mama mohon Flara tolong jaga Rena." pinta sang ibunda dengan panik dan air mata yang menetes.

Flara dapat menemukan ketakutan dimata sang ibu. "Ayo ma. Kita pergi." ajak Flara.

Namun sang ibu menggelengkan kepalanya. "Engga, nak. Mama ga bisa. Kamu harus bawa adik kamu dari belakang. Disana ada Om Yadi yang menunggu kalian. Bawa adikmu." pintanya.

Flara menggelengkan kepalanya kuat. "Mama harus ikut."

"KEMANA KAU PELACUR SIALAN! KESINI! AKU AKAN MEMAKAIMU SAMPAI KAU MATI!"

Suara teriakan itu membuat Rena menguatkan pelukannya pada Flara. Sedangkan ibu mereka semakin ketakutan hingga badannya bergetar.

"Kalian pergi. Cepat." perintah ibunya sampai mendorong kedua anaknya menuju pintu belakang dan menutupnya.

Flara dan Rena berlari melewati taman belakang rumah mereka yang tidak begitu luas menuju sebuah pagar. Ketika mereka keluar, mereka dapat melihat satu mobil berhenti dihadapan mereka. Sebuah kaca terbuka dan memperlihatkan Yadi, sahabat dari kedua orang tua Flara.

Sesuai perintah sang ibunda, Flara pun masuk bersama dengan Rena. Bertepatan ketika Flara menutup pintu mobil itu terdengar suata tembakan yang begitu kuat dan teriakan perempuan. Flara ingin keluar namun Yadi sudah menjalankan mobilnya.

"Om! Mama! Om!" teriak Flara histeris.

Tapi Yadi tetap menjalankan mobilnya. Membawa kedua anak dari sahabatnya yang kini sedang menangis. Tanpa sadar air mata Yadi pun menetes.

"Aku akan menjaga mereka."

°•°

"Hai." ucap seorang bocah laki-laki dengan pakaian rapinya. Sebuah nama terlihat di baju seragam biru milik bocah itu. Gamala Feredico.

Gamal mendekati seorang anak perempuan yang duduk termenung di taman dekat rumahnya. Gamal dapat melihat bahwa mata anak itu sembab.

"Halo? Kenapa kau tidak menjawabku? Kata bunda kalau ada anak yang menyapa harus dibalas loh." ucap Gamal dengan lugunya.

Perempuan yang ia dekati justru kini berdiri dan meninggalkan Gamal sendirian. Menatap punggung itu dengan kebingungan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang