Tepatnya sudah seminggu berlalu. Seminggu Flara melewati harinya seperti biasa. Mengurung diri di dalam kelasnya bersama buku-buku kesayangannya. Ia memutuskan untuk kembali seperti Flara dahulu.
Selama seminggu ini Flara sudah menangisi Gamal setiap malamnya. Flara bukanlah orang yang pandai menyatakan perasaannya. Semua itu karena ia sudah terbiasa untuk menguatkan diri apapun yang terjadi di hidupnya sejak kecil.
Tapi kini Flara sudah pasrah. Ia harus menghilangkan rasa yang sudah Gamal tanam cukup dalam didalam hatinya. Ia hanya perlu menghindari sosok Gamal. Hanya itu, dan buku-buku pelajaran diatas mejanya akan membuatnya melupakan Gamal bukan?
Dikantin cukup ramai para siswa siswi bercengkrama sambil memakan dan meminum pesanan mereka. Begitu juga dengan Gamal dan kawan-kawan. Oh, ditambah Deana dan kawan-kawan.
Sejujurnya Taren dan juga Jio sungguh menunjukkan ketidak sukaan mereka pada Deana yang selalu menempel pada Gamal. Kemanapun dan kapanpun. Sedangkan Eger hanya bersikap biasanya, cuek seperlunya dan bergurau seadanya.
"Kamu tau ga, Gamal. Mami minta kamu buat makan malem dirumah hari ini. Kamu mau ya?" pinta Deana dengan nada manja dan memeluk lengan Gamal. Gamal hanya mengangguk singkat dengan mata datarnya.
"Gue mau ngomong sama lo."
Tujuh orang yang ada dimeja itu menoleh kearah Tiara yang sudah berdiri di dekat Gamal. Gadis itu menatao Gamal dengan tajam.
"Apaan?" tanya Gamal cuek.
"Berdua. Tanpa virus lo." sindir Tiara sambil menatap jijik ke arah Deana.
"Maksud lo apa!" teriak Deana ke arah Tiara.
Tiara melipat kedua tangannya. "Gue emang manggil nama lo? Gue cuma bilang virus. Lo ngerasa?" ejeknya.
Deana baru saja mau bangkit dari kursinya namun Gamal menahannya. Ia memegang tangan Deana dan menyuruh gadis itu untuk duduk. Kemudian Gamal menatap Tiara datar.
"Gue ga merasa ada yang perlu dibicarain." ucap Gamal.
Tiara tertawa paksa. "Oke. Itu udah cukup ngejelasin. Sekarang gue benar-benar harus bersyukur kalau sahabat gue ga jadi sama orang kaya lo." ucapnya.
"Bilang ke sahabat lo itu. Gue juga bersyukur gajadi sama tu orang." ucap Gamal sambil tersenyum miring.
Tiara menahan kesalnya. Ia pun membalikkan tubuhnya karena sudah tidak tahan untuk meninju wajah tampan Gamal itu. Tapi belum lagi melangkah, tubuh Tiara mematung. Melihat Flara berdiri tak jauh darinya dengan kotak berwarna hitam cukup besar ditangannya.
Hal itu membuat Tiara khawatir. Tanpa perlu diberitahu, Tiara tau kalau sahabatnya itu patah hati. Terlihat dari sorotan mata sendunya setiap melihat Gamal mengantar Deana pulang.
Flara berjalan mendekati meja Gamal. Ia meletakkan kotak berwarna hitam itu cukup kuat diatas meja. Membuat semua mata menatapnya. Ia menatap datar ke arah Gamal dan melihat rangkulan mesra Deana dilengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal & Flara [Completed]
Teen Fiction🕢 COMPLETED🕢 🚨FOLLOW BEFORE READ🚨 Bukan cerita cinta biasa. Bukan cerita keluarga biasa. Bukan cerita yang bisa membuatmu terkejut. Bukan cerita yang bisa membuatmu menangis. Bukan cerita yang bisa membuatmu kagum. Bukan cerita yang bisa membuat...