Chapter 10

563 33 0
                                    

Gamal, Taren, Jio dan juga Eger kini sedang berjalan menuju taman belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gamal, Taren, Jio dan juga Eger kini sedang berjalan menuju taman belakang. Seperti permintaan gadis bernama Flara itu, Gamal menepati janjinya. Ia datang.

Tapi mengapa sampai mengajak ketiga sahabatnya? Tentu saja untuk berjaga-jaga. Jika saja kemungkinan terburuk seperti yang dikatakan Jio itu terjadi, maka ada yang akan membawa Gamal ke rumah sakit.

Sungguh pemikiran tak masuk akal.

Dari kejauhan mereka berempat sudah melihat punggung gadis berambut panjang duduk disebuah kursi besi yang ada di taman belakang sekolah. Taren dan Jio langsung mendorong Gamal. Membuat lelaki itu terkejut.

"Eh bangsat!" teriaknya spontan.

Sontak Flara menoleh. Melihat orang yang ia tunggu. Datang bersama tiga kurcacinya. Padahal mereka laki-laki tapi bertindak seperti perempuan. Apa-apaan itu mesti ditemani segala.

"Eh. Hai." sapa Gamal ketika ia melihat Flara yang sudah menyadari kedatangannya.

Tatapan tajam Flara kini menajam ke arah ketiga sahabat Gamal. "Usir kurcaci lo." bisik Flara.

"Ha?"

Flara menatao Gamal tajam. "Usir kurcaci lo." pintanya.

Mati burung gue. Hilang sudah masa depan bersama ciwai ciwai cakep. batin Gamal beteriak. Ia pun mengusir ketiga temannya melalui tatapannya. Tentu saja hal itu berhasil. Sekarang hanya menyisakan Flara dan Gamal berdiri berhadap-hadapan.

"Jadi gue-"

"Gue mohon, Flara. Jangan potong burung gue!" ucap Gamal sambil bersujud dihadapam Flara.

Flara menyerit kebingungan. "Apaan lo. Berdiri!" perintahnya.

Gamal langsung berdiri dengan posisi tangan menyatu, memohon. "Jangan potong burung gue ya, Ra. Please. Gue masih mau jadi badboy sejati. Gue mau kaya di film-film tuh punya banyak cewe. Dimana gue bakalan nidurin mereka-" ocehan Gamal terpotong oleh teriakan Flara.

"Stop!"

Gimana gue mau setuju kalau emang badboy adalah cita-cita ini orang! Bisa-bisa Rena bukan cuma disakitin, dihamilin juga! Setan ini orang. Batin Flara.

"Siapa yang bilang gue mau potong burung lo, bloon! Gue mau bicara. Bukan mau jadi psikopat!" protes Flara.

Gamal yang mendengar itu langsung menatap Flara dengan binarnya. Burungnya selamat, pikir Gamal.

"Jadi apa yang mau lo omongin?" tanya Gamal kini dengan senyumannya.

"Lo suka sama adek gue ga?" tanya Flara dengan sinis.

"Ha? Siapa? Oh! Rena?"

Flara mengangguk. "Lo suka sama dia?" tanyanya lagi.

"Kalau dipikir-pikir dia sih anaknya lucu. Lugu pula. Cantik. Baik. Polos. Terus-"

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang