Saat ini Jio sedang berada di sebuah lorong yang ada perpustakaan. Tangannya mencoba membaca setiap buku yang tersusun rapi disana. Jio memang yang paling rajin dibandingkan ketiga sahabatnya. Tapi Jio bukan kutubuku, dia hanya suka membaca dan belajar. Seperti saat ini.
Brak!!!
"Aduh!" suara perempuan membuat Jio menoleh dan segera berlari keasal suara.
Ternyata suara itu berasal dari Tiara yang berada di lorong perpustakaan yang tidak cukup jauh dari tempat Jio berada. Jio melihat Tiara mengusap kepalanya dengan ekspresi kesakitan.
Jio mendekati. "Lo gapapa?" tanyanya.
Tiara menoleh sambil tangan terus mengusap kepalanya. "Gapapa, Ji. Santai." ucapnya.
"Sini gue liat."
Tanpa izin, Jio memegang rambut Tiara dan melihat dibagian yang gadis itu usap sejak tadi. Tinggi Jio dan Tiara yang cukup jauh membuat Tiara tidak perlu menunduk. Jio sudah dapat melihat kepalanya.
"Ini benjol loh." ucap Jio sambil menemukan sebuah benjolan dikepala Tiara dengan usapan tangannya.
Pipi Tiara memerah merasakan usapan tangan Jio. Tiara benar-benar seorang gadis yang mudah sekali merona. Hanya sekedar info, bahkan punya teman lelaki saja tidak. Bukan karena Tiara tidak mau tapi tidak ada yang mau berteman dengannya kecuali Flara. Karena Tiara culun.
"Kok bisa benjol?" tanya Jio.
Tiara gelagapan. "Ha? Hm. Itu aku mau ambil buku fisika diatas itu tapi yang jatuh malah buku biologi setebel kamus bahasa inggris itu." ucapnya sambil menunjuk sebuah buku biologi tebal yang sudah ada dilantai.
Jio terkekeh. "Makanya jangan pendek atuh neng." ucapnya sambil mengusap gemas kepala Tiara. Tentu, yang diusap merona lagi.
"Yang mana?" tanya Jio mengagetkan Tiara.
"Ha? Apanya?" tanya Tiara balik dengan wajah polosnya.
"Bukunya. Biar gue aja yang ambilin. Bisa-bisa satu badan benjol semua nanti kalau lo ambil sendirian." Jio terkekeh.
Tiara dengan malunya menunjuk sebuah buku bertuliskan "Rumus Cepat Fisika". Jio dengan sigap mengambil buku yang ditunjuk hanya dengan tangannya saja tanpa jinjitan. Setelah itu Jio memberikannya pada Tiara.
"Jangan teledor lagi. Jangan lupa juga dikompres kepalanya ya. Nama lo siapa? Tiara kan? Temennya Flara?" tanya Jio.
Tiara hanya mengangguk.
Jio tersenyum. "Yauda Tiara kalau butuh ambil buku lagi bilang ke gue ya. Sayangin kepalanya." ia mengusap gemas kepala Tiara dan pergi dari sana.
Kaki Tiara terasa lemas sekarang ini. Ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga. Melompat kegirangan. Merayakan hal ini. Sungguh, Jio adalah satu-satunya laki-laki setelah ayahnya yang mau berbicara selembut itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal & Flara [Completed]
Teen Fiction🕢 COMPLETED🕢 🚨FOLLOW BEFORE READ🚨 Bukan cerita cinta biasa. Bukan cerita keluarga biasa. Bukan cerita yang bisa membuatmu terkejut. Bukan cerita yang bisa membuatmu menangis. Bukan cerita yang bisa membuatmu kagum. Bukan cerita yang bisa membuat...