Chapter 36

480 21 0
                                    

Kini Gamal beserta ayahnya berada di sebuah ruangan gelap dengan pencahayaan sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Gamal beserta ayahnya berada di sebuah ruangan gelap dengan pencahayaan sedang. Terdapat beberapa meja dan juga kursi disana. Seperti ruangan rapat. Tempat itu berada disebuah apartement yang tak jauh dari kantor polisi tempat Putra bekerja.

"Ayah sewa ini?" tanya Gamal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah sewa ini?" tanya Gamal.

"Ayah beli apartement ini. Ayah buat organisasi sendiri, nak. Kamu tau sendiri tidak semua polisi berlaku adil dan memakan hasil suapan. Tak usah polisi, siapapun pekerjaannya tidak semua melakukan dengan murni dan jujur." jawab Putra

Mereka duduk dikuris itu dengan posisi bersebelahan.

"Ayah buat organisasi ini bukan untuk main-main. Beberapa kasus memang harus dikerjakan dengan rahasia untuk tahu apa yang terjadi sebenarnya."

"Namanya apa, yah?"

"SG. Secret Gun. Bukan ayah yang buat itu tapi teman ayah. Not bad."

Gamal mengangguk. "Terus kita disini mau ajak temen saty organisasi ayah?" tanyanya.

"Iya. Sebentar lagi mereka sampai."

Tak perlu waktu lama. Sekitar lima menit kemudian kursi itu terisi penuh. Totalnya adalah sepuluh orang termasuk Gamal dan Putra.

"Jadi ada kasus apa, King?" tanya seorang pria berbadan tegak bermata sipit.

Gamal menatap sekeliling bingung siapa yang bernama King diruangan itu.

"Ayah yang bernama 'King', nak. Semua disini menggunakan nama samaran." bisik Putra.

"Kalian pasti tau kasus ledakan dengan korban bernama Yunita Pragantina." Putra menekan satu tombol ke arah TV yang ada di dinding. Sehingga terlihatlah wajah dan data diri sosok Yunita Pragantina.

"Dia masih hidup. L yang menyuliknya." sambung Putra.

"L? Si buronan itu?" tanya seorang pria bertubuh kecil dengan mata tajam.

Putra mengangguk. "Dia adalah Liver." ia menekan tombol itu. Menampakkan data diri dan foto lelaki bernama Liver itu.

Gamal menyerit ketika melihat wajah itu. "Aku pernah liat dia." ucapnya tanpa sadar. Sontak semua tatapan mengarah kepadanya.

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang