Chapter 7

580 29 0
                                    

Flara, Tiara dan seluruh teman sekelasnya saat ini sedang mengikuti pelajaran olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flara, Tiara dan seluruh teman sekelasnya saat ini sedang mengikuti pelajaran olahraga. Mereka sudah siap dengan pakaian olahraga berwarna biru tua. Ketika dilapangan semua siswi memusatkan perhatiannya pada dua siswa tampan yang sedang mengepel lapangan basket yang luas dengan sebuah kain kecil ditangan mereka.

"Sepertinya ada yang dihukum. Maka dari itu bapak minta kalian kembali kekelas dan kerjakan buku pelajaran halaman 72. Kerjakan di selembar kertas. Kumpulkan pada ketua kelas kalian. Sebelum bel berbunyi harus sudah ada dimeja saya." perintah guru olahraga mereka.

Sontak helaan nafas dan gerutu protes siswa siswi pun terdengar. Namun tak ada tanggapan dari guru olahraga mereka. Malahan guru itu kembali menyuruh mereka kembali dengan tegas.

"Kecuali kamu, Flara."

Siswi yang dipanggil oleh guru olahraga itu pun menoleh, begitu juga dengan seluruh teman sekelasnya. "Saya pak?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Guru itu mengangguk. "Perintah dari Guru BK. Mengutus satu orang untuk menjaga dua siswa itu. Karna hanya kelas kita yang olahraga pada jam ini, maka kamu bapak tunjuk untuk jaga dua badungan itu." ujarnya.

"Tapi tugas saya pak?" tanya Flara.

"Kamu bisa mengerjakannya dipinggir lapangan." ucap guru itu yang terdengar seperti perintah.

Flara pun mengangguk. Ia dan seluruh temannya pun bubar. Menuju kelas mereka. Kemudian mulai mengerjakan tugas olahraga itu dengan perasaan jengkel. Tentu saja. Pelajaran olahraga adalah pelajaran paling menyenangkan bagi seluruh pelajar. Mereka tak susah berpikir setelah dipenuhi dengan pelajaran menguras otak seperti kimia, fisika, biologi, atau matematika. Tapi sekarang, mereka justru harus menggunakan otak mereka lagi.

Kini Flara duduk di pinggir lapangan dengan satu buku pelajaran olahraga dan selembar kertas. Ia menggunakan pahanya sebagai tumpuan buku dan tempat ia menulis. Ia membaca setiap soal dengan teliti namun ia juga menatap dua siswa itu yang sedang menjalani hukuman.

"Widih ada Flara. Gue harus cepetan!" ucap Eger yang membuat emosi menyelimuti Gamal.

"Lo jangan deket-deketin dia! Dia mangsa gue!" ancam Gamal.

Eger tersenyum miring. "Kalau dia mangsa gue gimana?" tanyanya santai.

Gerakan tangan Gamal berhenti dan melempar kain basah yang sudah kotor itu ke arah Eger. "Bangsat! Uda gue bilang dari dulu jangan deketin mangsa gue!" bentaknya kecil.

Tapi Eger justru terkekeh pelan. "Kecuali Flara. Dia terlalu berharga untuk jadi mangsa buaya cabul kaya lo." ucapnya.

Gamal berdiri diikuti oleh Eger. Mereka saling menatap tajam satu sama lain, oh lebih tepatnya hanya Gamal yang menatap Eger tajam. Ketika baru saja Gamal ingin melemparkan tinjuannya, sebuah pukulan keras di tulang keringnya dan juga Eger membuat mereka berdua berteriak.

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang