Chapter 13

428 26 0
                                    

Sebuah pesta digelar meriah malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah pesta digelar meriah malam ini. Deana hadir dengan baju merah yang sangat menambah kesan dewasa pada gadis cantik yang baru menginjak umur 17 tahun itu.

Deana tidak tanggung-tanggung dalam membuat acara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deana tidak tanggung-tanggung dalam membuat acara. Ia bahkan mengundang DJ terkenal untuk memeriahkan pestanya. Ditambah juga banyaknya alkohol dijejerkan di pesta itu.

Jika kalian bertanya bagaimana orang tua Deana? Tentu saja mereka mengizinkan. Entah memang dari hati atau keterpaksaan, who knows?

Deana berdiri di depan podium menari-nari dengan dua sahabatnya sambil memeyang segelas minuman berwarna putih bening. "Let's go party everyone!" teriak Deana diatas podium.

Tentu saja teriakan itu disambut teriakan para tamu yang semuanya adalah anak sekolah mereka. Taren dan Jio juga pergi untuk berjoged bebas disana. Meninggalkan Tiara, Eger, Flara, Gamal, dan Rena di meja.

"Gue baru tau kalau mantan lo seaddicted itu sama alkohol." ucap Flara sambil matanya menatap ke arah podium.

Eger menoleh. "Dulu dia ga gitu. Sejak putus dari gue jadi begitu deh." ucapnya santai.

"Berarti lo bawa dampak buruk buat dia." ucap Flara tanpa menoleh. Sedangkan tiga orang lainnya disana hanya mendengarkan sedikit disela kerasnya musik.

"Loh? Kok gue?"

"Kalau emang datang terus pergi, mendingan gausa ganggu hati orang. Lo kira hati itu kamar pribadi lo yang bebas lo buka kalau memang lo mau masuk dan ngerasain nyamannya."

"Tapi gue kan masih muda kemarin, Ra. Wajar dong gue main-main."

"Masih muda bukan berarti main-main. Pasti lo juga disaat muda itu tau kalau hati diciptain bukan untuk dipermainkan kan? Apa bedanya game handphone lo sama hati cewek kalau dua duanya sama-sama lo mainin?"

"Lo kok tumbenan ngomong panjang? Biasanya cuek. Lo suka sama gue?"

Flara tertawa kecil, lebih tepatnya pura-pura. "Gue masih waras. Gue akui lo ganteng-" ia menggantungkan perkataannya.

Gamal yang sedari tadi mendengar itu merasakan api membara didalam dirinya. Ingin ia membuat wajah Eger tak terlihat lagi.

"Tapi percuma ganteng kalau suka nyakitin hati cewe." lanjut Flara.

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang