Chapter 26

322 18 0
                                    

"Kak Gamal!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Gamal!!!"

Teriakan seorang perempuan membuat Gamal dan ketiga temannya yang kini berjalan menuju kantin pun terhenti. Gamal menoleh dan melihat Rena berlari ke arahnya.

"Kenapa, Ren?" tanya Gamal.

"Boleh ngomong sebentar kak?" tanya Rena. Gamal mengangguk.

Gamalpun menyuruh ketiga temannya untuk berjalan terlebih dahulu. Sedangkan dirinya dan juga Rena berjalan menuju taman belakang sekolah.

"Kenapa Ren?" tanya Gamal ketika mereka telah sampai ditaman belakang.

Rena menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Gapapa, kak. Cuma mau ngucapin terima kasih." ucapnya tulus.

"Buat?" tanya Gamal bingung.

"Buat kakak yang udah bikin Kak Flara bisa seperti sekarang. Jangan nyerah ya kak. Kak Flara udah cukup menderita selama ini." jawab Rena sendu.

"Gue emang suka sama dia, Ren. Gue juga bukan tipe yang gampang nyerah jadi santai aja."

Rena mengangguk. "Tolong buat kakak aku balik lagi ya, kak. Aku kangen kak Flara yang dulu." ucapnya.

"Emang dulu Flara gimana?" tanya Gamal penasaran.

"Kak Flara itu perhatian, suka senyum, baik, gapernah marah, pokoknya Kak Flara yang sekarang berbanding terbalik sama yang dulu. Rena tau itu karna kejadian masa lalu kita yang bisa dibilang suram kak." jawab Rena.

"Boleh gue tau kenapa?" tanya Gamal.

"Mama aku selalu disiksa sama papa, kak. Mama selalu dipukul tiap malam, tapi dia tetep senyum setiap malam kalau mau ngucapin selamat tidur ke aku sama Kak Flara. Sampe suatu saat papa marah besar aku ga ngerti kenapa. Aku sama Kak Flara harus kabur dari rumah. Ninggalin mama sendirian hadepin kemarahan papa. Sampe kita pas di mobil Om Yadi denger suara tembakan." Rena menunduk dan menghapus air matanya. "Mama aku sama Kak Flara kayanya ditembak deh kak. Tapi sampe sekarang kita gatau dimana makam mama." lanjutnya lesu.

Gamal menepuk pundak Rena. "Lo yang kuat. Setiap masalah ada itu bukan tanpa alasan. Jadi kuat ya, Ren. Jangan biarin usaha kakak lo yang udah kuat itu sia-sia karena liat adiknya masih suka nangis begini." nasihatnya.

Rena mengangguk dan tersenyum setelah mengusap air matanya. "Jangan tinggalin Kak Flara ya, kak." pintanya.

"Gak akan."

°•°

"L, aku bawakan yang kau minta." ucap Victor. Iapun menepuk tangannya sebagai tanda orang suruhannya untuk masuk.

Mereka sekarang ada diruang kerja Liver yang ada di die room. Liver melihat orang suruhan sahabatnya itu membawa satu gadis bertubuh seksi dan berwajah cantik namun dengan rambut berantakan.

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang