Chapter 5

674 36 0
                                    

"Hallo semuanya! Kalau saya bilang angkat tangannya ya angkat yaaa! Angkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo semuanya! Kalau saya bilang angkat tangannya ya angkat yaaa! Angkat.. angkat.. angkat.." teriak Gamal ketika memasuki rumahnya.

Vio, sang ibunda keluar dari dapur dengan tatapan kesal. Melihat penampilan putranya yang amburadul. Seragam keluar dari celana sudah amburadul dimata Vio.

"Kamu tuh masuk-masuk bukannya salam malah nyanyi gajelas." omel Vio mendekati Gamal.

Gamal hanya memberikan cengirannya. Ia pun menyalam punggung tangan sang ibunda. "Bunda jangan marah-marah. Nanti makin tua. Liat tuh keriput nambah setengah senti." ocehnya.

Pukulan pada pundak Gamal pun diberikan Vio. "Kamu ini ya. Ngebully bundanya terus. Mau bunda kutuk kamu?" Vio terlihat kesal.

"Kalau bundw kutuk aku jadi makin ganteng kaya ayah ya gapapa, bun. Gamal rela. Rela hidup dan mati." ucap Gamal mendramatisir keadaan.

Memang benar, ayah dari Gamal yang bernama Putra itu Gamal akui sangat tampan. Baginya dirinya tak ada apa-apa dibandingkan ayahnya itu. Apalagi jika sudah memakai seragam kesayangannya. Beuuuuhhhh. Dijamin anak bocil baru belajar a i u aja langsung suka.

"Gaada yang bisa ngalahin ayah kamu." ucap Vio.

"Lah ada dong, aku lah." Gamal memasang tampang sombongnya.

Vio langsung memberikan pukulan kecil di perut Gamal. Tidak terasa apapun. Namun Gamal dan dramanya memang tak bisa dipisahkan. Ia memegang perutnya seolah pukulan Vio sangat sakit.

"Aduh bunda. Sakit nih aduh." ringis Gamal sambil mengintip sedikit ke arah Vio dengan senyuman jahilnya.

"Gak mempan. Bunda udah hapal sama tingkah kamu mana yang beneran sakit, mana yang engga." cuek Vio.

"Bunda ish. Kita tuh uda kaya diadegan film loh. Bunda harusnya panik terus kaya ibu-ibu ditv. Bunda nangis, bersujud, terus- auhh!" ucapan Gamal berhenti saat lagi-lagi Vio memukul pelan perutnya.

"Kamu kebanyakan nonton siaran burung! Udah cepet kamu mandi! Bentar lagi ayah kamu pulang. Kalau tau kamu masih kaya begini, bisa-bisa parjo dibawa kekantornya." perintah Vio.

Benar saja. Saat parjo disebut, Gamal langsung berlari sekencang mungkin. Menaiki tangga secepat mungkin. Ia tak mau parjo kesayangannya itu berakhir di kantor polisi.

°•°

Hari sudah gelap. Gamal sudah siap makan malam dengan kedua orang tuanya. Kini saatnya Gamal bersantai ria. Ia pun mencampakkan tubuhnya keatas kasur dan membuka ponselnya. Ia pun membuka grup yang ia buat bersama sahabatnya diaplikasi empat huruf berwarna hijau terang.

Bujangan Idaman👀

Taren: GAMAL!!!!!!

Gamal & Flara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang