Bel istirahat telah berbunyi. Semua siswa siswi berhamburan disertai dengan guru yang baru keluar dari kelas mereka. Ada yang bermain dengan temannya di lapangan. Ada yang bergosip ria dikelas. Ada yang bucin. Ada yang pergi ke perpustakaan.
Kini langkah Flara, Tiara juga Rena mengarah menuju kantin. Seperti biasa suasana kantin sangat ramai. Namun Flara sudah mulai terbiasa akan hal itu.
Mereka pun duduk disatu-satunya meja kosong. Meja dengan empat bangku yang berada di tengah kantin. Dengan berat hati Flara melangkah mengikuti dua siswi didepannya itu.
"Kalian mau pesan apa?" tanya Tiara ketika mereka sudah sampai dimeja.
"Aku sate padang sama jus jeruk kak." jawab Rena.
"Aku mungkin jus apel aja." sambung Flara.
"Ga makan, Ra?" tanya Tiara.
"Uang gue ga cukup. Gapapa lagian gue udah sarapan roti tadi." jawab Flara jujur.
Keuangan Flara memang menipis. Ia harus irit. Berbelanja dengan adik dan sahabatnya kemarin memang membuatnya menguras cukup banyak uang tetapi setidaknya hanya sekali dalam hidupnya Flara merasakan itu.
"Tenang. Ada tuan puteri Tiara disini. Tunggu ya." tanpa mendengar tolakan Flara, Tiara pun pergi.
Sepuluh menit kemudian ia membawa semua pesanan. Sate padang untuk Rena, nasi goreng untuk Tiara dan Soto ayam plus nasi untuk Flara. Tak lupa jus apel, jus jeruk dan teh botol untuk melepas dahaga mereka nantinya.
"Kok ini?" Flara menunjuk menunya.
"Gapapa. Lo mesti kerja. Gue yakin butuh banyak tenaga. Makan!" ucap Tiara sambil tersenyum manis.
Hati Flara menghangat. Tiara, meskipun sikap Flara selalu cetus padanya, tetapi gadis itu tetap baik pada Flara.
"Makasih ya." ucap Flara tulus. Tiara mengangguk sebagai jawaban.
Mereka memakan makanan mereka dalam keributan. Bukan Flara. Rena dan Tiara sedang bergosip tentang artis barat yang kebetulan mereka sama-sama suka. Sedangkan Flara yang jarang bahkan tidak suka membuang waktu didepan film hanya mendengarkan saja.
Sesekali Flara menggelengkan kepalanya melihat semangatnya Rena dengan mata berbinarnya membicarakan idolanya itu. Namun Flara tetap memperhatikan keduanya. Ketika adiknya belepotan, Flara menyempatkan membersihkan mulut adiknya yang sambil berbicara itu. Atau ketika lengan baju Tiara hampir mengenai kuah sotonya, Flara akan menyingkirkan tangan gadis itu agar tak terkena.
"Hai." sebuah sapaan membuat ketiga siswi itu menatap sipemilik suara, Gamal.
"Ha-hai Gamal." ucap Tiara dengan binar matanya.
"Hai kak." sapa Rena dengan nada biasanya. Ya, Rena sudah menerimanya. Setidaknya dia pernah berusaha membuat lelaki itu dekat dan menyukainya. Mungkin tidak jodoh, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal & Flara [Completed]
Novela Juvenil🕢 COMPLETED🕢 🚨FOLLOW BEFORE READ🚨 Bukan cerita cinta biasa. Bukan cerita keluarga biasa. Bukan cerita yang bisa membuatmu terkejut. Bukan cerita yang bisa membuatmu menangis. Bukan cerita yang bisa membuatmu kagum. Bukan cerita yang bisa membuat...