Seorang gadis berjalan sambil memukul pundaknya. Ia membuka satu pintu kamar dengan kunci yang terdapat gantungan berwarna ungu itu. Kemudian saat masuk kedalam kamar yang tertata rapi, gadis itu melempar tasnya asal dan mendaratkan tubuhnya diatas kasur.
"Aduh. Capeknya." ucap gadis bernama Flara itu.
Sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia baru saja pulang. Selama di mall, Tiara mengajaknya dan juga Rena berkeliling toko-toko dengan logo berbeda. Flara akui memang Tiara adalah anak orang berada, sangat berada. Ayahnya seorang pengusaha sedangkan ibunya seorang dokter. Tiara juga bukan seseorang yang kurang kasih sayang. Membuat Flara terkadang iri, namun rasa iri itu tidak boleh bertumbuh lama di hati Flara hingga ia mencampakkan rasa itu.
Seharian tadi Tiara bahkan berlari kesana kemari dengan bahagianya. Rena dan Flara hanya mengikuti saja bak asisten gadis itu. Tapi semuanya terbayar ketika mereka mengakhiri kegiatan shopping gila-gilaan itu dengan memakan korean bbq di mall itu.
Flara beranjak sesaat sesudah meluruskan tubuhnya sejenak. Ia pergi ke kamar mandi yang ada di luar kamar kostnya. Mandi adalah cara ampuh untuk menyegarkan badan.
Setelah lima belas menit mandi, Flara kembali dan mengenakan pakaian tidurnya. Berupa sebuah piyama bergambar panda. Flara sangat suka dengan panda. Sejak kecil cita-citanya adalah menjadi seorang penjaga kebun binatang, menjaga panda-panda.
Melihat dan mengingat panda, membuat memori masa lalu Flara terputar.
~~
"Mama! Liat! Ada panda!" ucap Flara kecil sambil menarik seorang wanita yang lebih tua darinya yang juga sedang menggendong adik Flara, Rena.
Wanita itu tersenyum hangat. "Rara suka sama panda?" tanyanya.
Flara kecil mengangguk cepat. Kemudian ia memperhatikan bagaimana panda itu memakan bambu-bambu dengan lucunya. Melihat bagaimana seorang ibu panda merawat anak pandanya. Ia tak berhenti tersenyum.
"Ma, Rere ga suka panda." ucap Rena sambil cemberut.
Wanita itu bingung. "Kenapa sayang?" tanyanya.
"Warnanya hitam. Rere suka warna kuning." jawab Rena polos.
Tawa kecil keluar dari bibir wanita itu. Menambah kesan cantik diumur wanita itu yang bahkan belum mencapai 40 tahun.
Sebuah dering handphone wanita itu menyita perhatian ketiganya-Rena, Flara, dan sang mama-. Wanita itu mengangkat dengan raut wajah takut.
"Ha-halo mas."
"Dimana kau!" bentak pria disebrang sana. Tentu saja pembicaraan ini dapat sedikit didengar Flara dan Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamal & Flara [Completed]
Teen Fiction🕢 COMPLETED🕢 🚨FOLLOW BEFORE READ🚨 Bukan cerita cinta biasa. Bukan cerita keluarga biasa. Bukan cerita yang bisa membuatmu terkejut. Bukan cerita yang bisa membuatmu menangis. Bukan cerita yang bisa membuatmu kagum. Bukan cerita yang bisa membuat...