8. Malaikat?

5.3K 1.2K 130
                                    

Ayo vote-!!

Gak susah kan? Ayo susah-an mana antara vote atau mikirin alur cerita? Ayo dong hargain penulisnya, jangan sider ayangiee-!!

Happy reading ♡!


"jadi pacar gue".

"hah? Gimana-gimana?" terkejut dengan permintaan tiba-tiba Azura, Haikal jadi dibuat bingung sendiri.

"jadi pacar pura-pura gue" jelasnya.

"ohh pa-pacar pura-pura ya? Kirain beneran.. panik nih.." ucapnya sembari mengelus-elus dadanya.

"kalo lo gak mau, gak masalah" ucap Azura yang sepertinya sudah mulai kembali tenang.

"gue gak nerima sesuatu tanpa alasan yang jelas" balas Haikal, membalikkan perkataan Azura tadi saat ia menolak bunga pemberian Haikal sebelumnya.

"ck enyah lo" sungut Azura sembari mendorong bahu Haikal, mengusirnya.

"tadi aja meluk-meluk, sekarang ngusir nih?" cibir Haikal, dengan kedua tangan nya dilipat di depan dada.

"tinggal jawab, iya atau ngga" tekan Azura.

"kalo ngga gimana?" iseng Haikal.

"yaudah, gue udah biasa ditolak. Terlalu sering dibuang, gak akan berasa apa-apa" ucapnya lalu beranjak dari sana, berjalan menaiki tangga meninggalkan Haikal sendirian.

Sempat terhenyak dengan perkataan Azura, berapa banyak beban yang diterima gadis ini?

"iyaa! Gue bantuin lo!" teriaknya, membuat langkah Azura terhenti di anak tangga ke tiga.

Berbalik menatap Haikal, lalu tersenyum ke arah Haikal, berbalik kembali menaiki anak tangga itu.

Senyum pertama Azura yang dilihat Haikal.

"mba pacar! Besok berangkat bareng ya!" teriak nya dari lantai bawah sembari berdiri menatap Azura di lantai dua.

"inget! pacar pura-pura!" teriak Azura, lalu masuk ke suatu ruangan yang sepertinya Haikal yakini itu adalah kamar Azura.

Berjalan ke arah pintu keluar, namun Haikal melihat pecahan-pecahan kaca yang berserakan dilantai, didekatinya lalu dikumpulkan nya, berniat membuang nya.

Kepingan terakhir yang diambilnya tanpa sengaja melukai tangan nya hingga mengeluarkan sedikit darah, perasaan Haikal terasa aneh, ini hal buruk.

Semoga saja kisah yang di awali dengan senyuman ini tidak akan diakhiri dengan luka juga.

Semoga hanya ada senyuman yang bertahan hingga akhir kisah.

Bukan darah dari luka yang diakibatkan oleh pecahan kaca dari kepingan masa lalu yang menyakitkan.

.

.

"Jun, hari ini rapat sama anak-anak inti jadi?" tanya Haidar pada Juna, sekarang mereka sedang berjalan dilorong sekolah menuju kantin.

"jadi, pas balik. Sekitaran jam tiga" jawab Juna.

"gue gak ikut rapat hari ini, aman?" tanya Haidar.

"dimana-dimana nih ya wakil tuh harus menemani ketua nya, apa-apaan lu bolos sendiri! Gue ikut bolos juga ah!" balas Juna.

"ya kalo gak ada lo, gak ada gue juga, ya rapat nya gak jadi bego!" cerca Haidar.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang