27. Perihal Patah dan Tumbuh

2.7K 634 51
                                    

Vote nyaa sayangg!!!

.

Kecewa.

Satu kata beribu makna.

Juga simbol patahnya sebuah kepercayaan.

.

Happy reading ♡!

Harzi mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi, melaju di bawah gelap nya malam.

Melewati temaram nya suasana jalanan, raut wajahnya akan membuat siapapun yang melihatnya akan segera menyingkir.

Menatap tajam jalanan dihadapannya.

Mengapa kisah ini harus memiliki akhir seperti ini?

Terus melaju, juga dengan dingin nya angin malam yang kian menusuk.

Harzi menghentikan motornya dihadapan kediaman seseorang.

Dia tak segera beranjak, dia diam saja, mencoba menenangkan pikirannya.

Hingga akhirnya pagar rumah itu terbuka, "Zi?" menunjukkan ada Maraka disana.

"kesini sendiri?" tanya Raka, "Killa? Mana?" bingung nya.

"mana Hazel" satu pertanyaan dingin yang membuat Maraka seketika diam.

"lo udah tau ternyata" ucapnya.

"panggil dia" suruh Harzi.

Berjalan mendekat, "gue kan udah bilang dari awal, kalian berdua bakal hancur kalau terlambat menyadari konsekuensinya? And see? Sekarang sudah terlambat"

"entah Killa yang terlambat untuk mengaku, atau bokap lo yang terlambat minta maaf"

"Sekarang apa lo masih akan bertahan sama Killa?" tanya Maraka.

"I mean.. Shasya" sambung nya, membuat Harzi kian geram.

"gue kesini buat jemput adik gue balik, gue gak mau debat, Maraka" tekan nya.

"tapi dia juga udah jadi adik gue, Harzi" balas nya membuat Harzi menghela napas nya kasar.

"panggil" Harzi sudah benar-benar tak tahan.

"ya, okay fine" Maraka berbalik, dia masuk lagi ke rumah, dia tau akhirnya pasti akan seperti ini.

"Hazel" panggil nya mengetuk pintu kamar itu.

"apa bang?? Masuk ajaa" sahut gadis itu dari dalam kamar nya.

Membuka perlahan pintu kamar gadis itu, Maraka tersenyum lembut menatap nya, "abang masuk ya?" tanya nya yang balas anggukan dari Hazel.

"sini" panggil Raka, dia merentangkan tangan nya, membuat Hazel bingung.

"abang kenapa? Random banget malem-malem minta peluk" sahut nya, namun dia tetap mendekat, memeluk Raka.

"hm? gakpapa" ucap Raka memeluk adik nya itu.

"abang kenapa?? Kalau hari nya buruk, cerita sama utii" ucap nya sembari mengelus pundak Raka, "mau utii kasih permen?" tanya nya.

Tersenyum, Maraka mencoba menahan air matanya, dia yakin akan merindukan hal-hal kecil ini "hey" Maraka melepaskan pelukan itu, dia menatap Hazel.

"kamu lebih hati-hati lagi ya, jangan ceroboh, jangan lupa waktu, kalau disuruh makan jangan ditunda, jangan suka badmood tiba-tiba! Nanti gak ada abang yang bakal beliin kamu coklat lagi" ucapnya.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang