Vote-!! Komen-!!
Happy reading♡!
Duduk di sofa kecil kamarnya, Harzi nampak bingung.
Dengan tangan bertaut bertumpu pada kedua lututnya, dia melirik ke arah jam dinding berwarna hitam itu.
Masih pukul 05.03 pagi, terlalu pagi untuk pergi sekolah sekarang. Tapi Harzi harus berangkat sekarang.
Berdiri mengambil tas, ponsel, dan kunci motornya lalu memilih keluar kamar. Berjalan perlahan menuruni tangga, lampu rumah masih dimatikan, benar-benar masih gelap.
Se-pagi ini berada disekolah terdengar membosankan, mungkin Harzi akan berkeliling dulu dengan motornya, menikmati dingin nya embun pagi lalu mencari sarapan.
Pada pijakan anak tangga terakhir terdengar suara seseorang, membuat langkah Harzi terhenti.
"Harzi" suara itu terdengar dari area meja makan.
Tanpa menoleh pun Harzi tau betul itu suara siapa.
"Harzi, kesini sebentar" panggilnya, membuat Harzi terpaksa berbalik lalu berjalan mendekatinya.
"kenapa harus ketahuan sih?" gumam nya, sembari terus berjalan mendekat.
"sarapan dulu Jii" ucap nya, lalu tangannya terulur untuk memundurkan kursi yang ada disebelahnya, menyuruh Harzi duduk disana.
"Harzi sarapan diluar aja" balas Harzi, dia masih berdiri, enggan menatap lawan bicaranya itu.
"udah seminggu sejak ayah pulang.. dan kamu gak pernah mau sarapan sama ayah, mau sampai kapan?" tanya Hardika pada putra bungsunya itu.
Diam, Harzi tak tahu ingin menjawab apa. Karena memang benar dia berangkat sekolah se-pagi ini untuk menghindari sang ayah.
"udahh, jangan diem aja, sini duduk" Hardika menarik lengan Harzi, membuat nya terpaksa duduk disana.
"gimana sekolahnya mas? SMA seru gak? mas udah punya pacar belum sih? Ayah gak pernah denger mas lagi deket sama cewek" tanya Hardika dengan senyum nya yang merekah.
Terdiam, Harzi cukup terkejut mendengar ayah nya kembali memanggilnya dengan sebutan 'mas' seperti dulu.
"sering-sering cerita mas tuh sama ayah" ucapnya sembari menuangkan teh kedalam gelas.
"ayah denger dari bunda, katanya Abang udah punya pacar ya?" tanya Hardika, lalu meletakan gelas berisi teh hangat itu didekat Harzi.
"gatau, Haikal ga cerita" acuh Harzi.
"Abang aja udah, masa mas belum?" tanya nya sembari berdiri, mengambil sebungkus roti di dapur.
"panggil Harzi aja" ucap Harzi, dengan nada yang sedikit kesal.
"gak papa lah dipanggil mas aja, toh Abang sama Kakak juga mau-mau aja ayah panggil gitu, masa mas gak mau?" tanya nya menatap Harzi, lalu kembali duduk.
"itu Haikal sama Haidar, bukan Harzi" tekan nya.
Ya, Harzi memang berbeda, jika Haikal tak perduli dirinya dipanggil Abang, dan Haidar yang tidak keberatan dipanggil Kakak, maka berbeda dengan Harzi yang selalu menolak dipanggil dengan sebutan mas.
"ayah cemburu sama bunda" ucap Hardika sembari menatap Harzi.
"kenapa?" tanya Harzi, membalas tatapan ayahnya itu.
"kamu beda kalo lagi sama bunda.. kamu selalu senyum kalau sama bunda. Ayah cemburu" ucapnya jujur dengan senyum yang dipaksakan.
Harzi diam, mengalihkan pandangannya, suasana canggung mulai menyeruak diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] - kisah dimana masa lalu menjadi inti cerita nya - ; Special story from tiktok @haechaniee31 Buku Bagian Pertama. Buku bagian kedua: "Labyrinth || Lee Haechan". Tentang persaudaraan, cinta dan merelakan. "𝐇𝐚𝐢𝐝𝐚𝐫! 𝐈𝐧𝐢 𝐤𝐚𝐧...