BONUS CHAPTER: Melamarmu

3.3K 605 155
                                    

Vote beb!!

Happy reading ♡!

Pukul sembilan pagi, masih pada hari yang sama.

"kemarin bilang nya gak bisa pulang, sekarang tiba-tiba pulang!!"

"ya udah, yang penting kan aku pulang?" tawa Cia.

Nathan hanya tersenyum menatap Cia dengan tatapan yang benar-benar lembut.

"mau langsung ke rumah?" tawar Nathan, pagi ini dia menjemput Cia di bandara.

"aku mau ke suatu tempat dulu, anterin ya??" pinta nya, membujuk Nathan sembari mereka berjalan ke parkiran.

"gak ah" iseng Nathan.

"pleaseeee.. Jojo.. pleaseee!!" bujuk Cia lagi, dia mengganggu Nathan yang tengah sibuk membawa koper nya.

"memang mau kemana hm?" Nathan itu lemah kalau udah di panggil Jojo sama Cia.

"adaa deh!"

.
.

"ke sini? Ngapain sayangg pagi-pagi ke cafe??" tanya Nathan.

Cia gak jawab, dia cuma senyum, "aku turun duluan ya!!" antusias nya.

"iya, aku parkir bentar nanti nyusul" balas Nathan, lalu Cia turun dari mobil itu.

Berjalan ke arah cafe itu, hari ini Cia senang, sangat senang bahkan!

Hal pertama yang ingin dia lihat dari cafe ini adalah meja nomor tiga, meja yang berada di ujung tepat bersebelahan dengan jendela cafe.

Iya, meja yang sama di mana setiap sore dia dulu belajar dengan Haidar, tertawa mengingat seberapa malas dia belajar dulu, dan harus sesabar apa Haidar menghadapi nya.

"Haidar" senyum nya, lalu menatap meja nomor tiga itu dari luar jendela cafe.

Tunggu.. itu benar Haidar ada di sana atau Cia yang sedang berhalusinasi?

Haidar duduk di sana dengan.. seorang gadis.

Itu.. bener Haidar kan? Tapi sama siapa?

Gadis yang bersama Haidar nampak berdiri, entah pergi kemana meninggal kan Haidar sendirian.

Cia mengambil ponsel dari dalam tas kecil nya, mencari kontak seseorang lalu menelpon nya.

Dilihatnya dari luar kaca jendela itu, Haidar mengambil ponsel nya, namun saat itu juga si gadis kembali lagi ke meja.

Haidar.. mengabaikan telpon Cia dan malah mengobrol dengan gadis di hadapannya.

Gadis itu menyuapkan satu sendok es krim pada Haidar, lalu mereka tertawa. Haidar juga mengusap lembut rambut gadis itu.

Perasaan sakit muncul detik itu juga. Cia berbalik, tak ingin melihat hal menyakitkan itu lagi.

"komitmen apaan" kesal Cia, mata nya sudah mulai berair.

Mengeratkan genggaman nya pada tali tas selempang nya, dia menangis di sana.

.
.

Tiga motor berjalan beriringan memecah keheningan malam, memasuki area perumahan.

Dengan Haikal memimpin di depan, Haidar dan Harzi di belakang.

Berhenti di depan pagar rumah nya, Haikal tampak membuka helm full face nya, "buka pager gih" suruh nya.

"ogah" balas Harzi, namun Haidar dengan suka rela sudah lebih dulu turun dari motornya, membuka pagar rumah.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang