Vote-!! Komen-!!
Happy reading ♡!
Seseorang berdiri dalam ruangan gelap, dengan penerangan minim.
Ruangan ini sepi, kosong tak ada siapapun kecuali dirinya sendiri.
"Ayaaah-!!"
Dari tempatnya berdiri ia dapat melihat, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki kecil berlari dengan ceria nya lalu berhambur dalam pelukan ayahnya.
Ayah dan anak itu berpelukan tepat dihadapan nya, saat itu juga dia merasa dunia seakan berhenti.
Senyum diantara keduanya benar-benar tulus, dia ingin menghentikan waktu hanya untuk terus melihat momen ini.
Hatinya juga ikut menghangat. Ia ikut mengulaskan senyum nya.
"Ajii sayaaang bangett sama Ayaaah-!!" ucap anak kecil itu.
"Ayaaah juga sayaaang bangeett sama Ajii!" balas sang ayah.
Tanpa sadar dia meneteskan sedikit air matanya, dia terus memperhatikan dua orang itu, tatapannya benar-benar tak teralihkan sedikitpun. Seperti takut hal seindah ini tak akan bisa terulang lagi.
"Ayaah! Masa kata bundaa Ajii keras kepala nya sama kaya Ayah? Memang kepala Ajii keras banget ya kaya batu?" melepaskan pelukannya lalu bertanya dengan imut nya.
Dia memperhatikan sembari ikut tersenyum, bersamaan dengan respon sang ayah, "nggaa gitu.. pokoknya kamu itu anak Ayah! Paling mirip sama Ayah! Anak kesayangan Ayah!" ujarnya lalu memeluk putra kesayangannya itu.
Kembali tersenyum melihat interaksi ayah dan anak itu, tetap memperhatikan mereka dengan sangat damai.
"GAK! INI SALAH!"
Teriakan seseorang di belakang nya membuatnya mengalihkan pandangan dan menoleh ke belakang untuk melihat ada apa.
Lalu ia terdiam, senyumnya memudar. Tubuhnya seolah membeku kala menyadari dia juga dibawa kembali ke malam itu.
"KAMU JANGAN MELAWAN AYAH! HARZI!"
"AYAH SALAH! INI GAK ADIL!"
"JANGAN KERAS KEPALA! TURUTI KATA AYAH!"
"AYAH EGOIS"
Plak
"hah!"
Terbangun dari tidurnya dengan keadaan menatap langit-langit kamar nya, Harzi tampak tak tenang.
Sesak yang dirasakannya, Harzi tak tahu mengapa dia kembali dibawa pada malam itu.
Malam yang dibencinya.
Mengambil posisi duduk dikasurnya, mengusap-usap wajahnya. Harzi melirik jam di dinding kamarnya, masih menunjukkan jam tiga pagi.
Meminum air putih yang ada di nakas nya, lalu dia beranjak dari kasurnya mendekati pintu kamar.
Dia perlu menenangkan pikirannya.
Pergi ke kamar Haikal sepertinya cukup bagus, akan ikut bergabung bermain game mungkin.
Tenang saja, Haikal masih bangun, ini baru jam tiga pagi.
"Harzi mimpi buruk? Nyusahin aja nih ikatan batin! Ngira-ngira dong, gak jam tiga pagi juga kali! Yang ikut kebangun kan gue! Eh, tapi dia mimpi apa ya..?" seorang gadis yang jauh disana, mencoba menerka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]
Fiksi Penggemar[ SUDAH TAMAT ] - kisah dimana masa lalu menjadi inti cerita nya - ; Special story from tiktok @haechaniee31 Buku Bagian Pertama. Buku bagian kedua: "Labyrinth || Lee Haechan". Tentang persaudaraan, cinta dan merelakan. "𝐇𝐚𝐢𝐝𝐚𝐫! 𝐈𝐧𝐢 𝐤𝐚𝐧...