2. Awal Sebuah Kisah

11.8K 2.3K 466
                                    

Vote + komen kalian tuh mood bngt tauu

So, vote okay-??

Happy reading ♡!

"kamu ke ruang bk sebentar, temui bu Risa ya. Bilang aja di suruh bu Shinta"

Sepertinya sesuatu buruk memang sedang menanti Haidar disana.

"oh baik bu" memberikan senyum manisnya, lalu berbalik berjalan keluar menuju pintu kelas.

Berjalan sendirian di lorong sekolah yang sepi, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hei apalagi ini? Haidar tak berbuat kesalahan kan? Kenapa dia harus pergi ke ruang bk? Haikal tidak berulah lagi kan? Baiklah sepertinya hal buruk memang akan segera terjadi.

Membuyarkan semua pikiran buruknya, mengetuk pintu ruang bk lalu masuk dengan senyum ramah nya.

"Assalamualaikum bu.." ucapnya sembari menutup pintu berwarna putih itu.

"Waalaikumsalam, Haidar duduk nak" hal itu dibalas dengan anggukan oleh Haidar, lalu sedetik kemudian menarik kursi dan duduk di sebelah seorang siswi.

Ya ada seorang siswi disini, namun Haidar tidak mengetahui siapa gadis itu. Biarkan saja Haidar juga tidak berniat melihat wajahnya.

"Baik disini biar ibuk jelaskan kenapa kamu dipanggil kesini ya. Kalian berdua belum saling kenal kan?" keduanya mengangguk, tapi perasaan Haidar benar-benar tidak enak.

"jadi begini, dia ini Alicia Kundara Maharani, anak dari pemilik SMA ini"

Ah Haidar pernah mendengar nama gadis ini, rasanya juga dia pernah beberapa kali berpapasan dengannya.

"Alicia.. panggil aja Cia" ucapnya dengan senyum yang mengembang, senyum yang mirip dengan Nathan. Karena saat tersenyum, mata gadis ini ikut tersenyum juga.

Manis.

"Haidar" membalas uluran tangan gadis itu, dan jangan lupa dengan seulas senyuman yang tak kalah manis.

"belakangan nilai nak Cia ini menurun.." ucap bu Risa sembari menatap Cia, prihatin..?

Entahlah sejauh ini hanya itu pesan yang Haidar tangkap dari tatapan Risa, rasa prihatin.

"dan kamu sebagai juara umum pertama di sekolah ini, ibuk mau minta tolong agar nak Haidar bisa meluangkan waktu pulang sekolahnya untuk membantu nak Cia dalam hal pelajaran" ucap Risa mencoba meyakinkan Haidar agar menyetujui permintaannya.

Lihat, benar kan? Sesuatu buruk terjadi padanya, perasaan Haidar tak pernah salah.

Merasa terkejut dan.. sedikit tak menyangka. Hei, ini masalah kecil bukan? Nilai gadis ini menurun, hanya itu. Lagipula bukannya akan lebih baik jika Cia mengikuti bimbel pada seorang guru saja? Kenapa harus dengan Haidar?

Pandangan Haidar teralihkan, menatap bimbang kearah gadis disampingnya itu. Gadis itu menunduk, mungkin merasa buruk karena harus merepotkan orang lain.

Haidar ayo lah hal ini akan merepotkan mu, tapi.. ah sial hati nurani ini tak bisa diajak berkompromi.

"baiklah Haidar akan coba bantu bu.." pasrah nya.

Terlihat gadis disampingnya itu langsung mengangkat kepalanya, menatap Haidar dengan mata berbinar yang sial nya terlihat.. menggemaskan.

.
.

Berjalan tergesa ke arah lapangan dengan dua botol air putih ditangannya, dilihatnya banyak murid yang datang terlambat sedang menjalani hukumannya yaitu membersihkan area lapangan.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang