17. Seven Days A Week

3.3K 811 216
                                    

Pilih vote!! Atau Minggu depan aku hiatus?
Iya, jahat emang.

Happy reading ♡!

Terlihat seseorang dengan hoodie orange dan celana putih polos nya tampak sedang mengotak-atik ponselnya.

"gue di parkiran, lo udah turun? Atau gue naik dulu?"

"aku turun, bentarr"

"ok" mematikan sambungan telepon itu, Haidar memasukan lagi ponsel nya ke saku celana nya.

Haidar memperhatikan sekeliling nya, namun entahlah dia merasa ada yang aneh.

"hai!" Cia menyapa Haidar dari arah belakang.

Tersenyum, "langsung?" tanya Haidar.

"boleh"

Lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju makam umi Cia.

.

Selama diperjalanan, tak ada yang membuka percakapan.

Cia hanya memperhatikan sekeliling nya, sedangkan Haidar tegah gelisah.

Dibalik helm full face nya, Haidar melirik kaca spion motornya. Haidar merasa mobil dibelakang nya ini terus mengikuti mereka.

Sudah beberapa kali Haidar mengubah arah motor nya, namun mobil dibelakang nya ini tetap mengikuti nya.

"Daar? Kok belok? Tempat pemakaman lurus loh" Cia baru menyadari kalau jalan yang diambil Haidar salah.

"gakpapa, ini biar gak kena macet" imbuhnya.

Mereka belok ke sebuah jalan yang bisa dibilang cukup sepi dan jarang dilalui orang-orang, terlebih lagi mobil.

Namun sesuai tebakan Haidar, mobil itu juga ikut belok ke jalan yang sama.

"Cia," panggil nya, jalan disini sepi, mudah untuk saling berbicara.

"kenapa?"

"tau mobil belakang?" tanya Haidar.

Menoleh, "iya tau" jawab nya.

"siapa? Itu ngikutin kita?"

"itu supir papa yang kemarin, udah biasa ngikutin kayak gitu.." balas Cia.

"ha? Gila ya? Lo gak risih apa diikutin mulu gitu?" heran Haidar.

"risih lah", jedanya, "tapi kalo perginya sama Nathan, gak pernah diikutin, makanya aku kemana-mana selalu sama Nathan" sambung nya.

Hm jadi gitu.

"kerjain yuk" Haidar tersenyum.

"maksudnya?" Cia bingung.

Tanpa disangka Haidar menarik tangan Cia, "pegangan" suruh nya.

"ha? Buat apa?!" Cia terkejut, namun sedetik kemudia Haidar melajukan motornya dengan sangat kencang, membuat Cia reflek memeluk Haidar erat.

Tersenyum, Haidar berfokus pada jalan sambil sesekali melirik mobil di belakangnya tadi.

Jauh, mobil itu tertinggal jauh, itu yang dilihat Haidar.

Memperlambat laju motornya, Haidar mengubah arah motornya, mereka berbelok masuk ke suatu jalan yang tidak terlalu kecil yang nanti akan membawa mereka kembali ke jalan utama.

Suasana jalanan disini sejuk, dengan pepohonan rindang disamping kiri dan kanan jalan.

"udah, buka aja matanya" tegur Haidar dengan senyum nya kala dilirik nya Cia terus menutup matanya sembari bersandar di punggung nya.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang