4. Pulang

8.6K 1.6K 381
                                    

Vote sama komen ya-!!

Note: nyalain mulmed nya nanti yaa, pas udah disuruh okey-?!

Happy reading ♡!

"lo dimana?"

"aku udah di dalem cafe nya, langsung aja ke meja nomor 3"

"oh ok" memutuskan panggilan itu, lalu memasukkan ponsel nya kedalam saku celana.

Haidar berjalan dari parkiran menuju area cafe yang terlihat sepi, dengan celana jeans dan kaos hitam nya.

Kring!

Suara bel didepan pintu cafe terdengar, menandakan ada seseorang yang baru saja membuka pintu.

Melihat se-keliling cafe, mencari keberadaan meja nomor 3, ah itu dia. Meja yang berada dekat dengan jendela cafe.

Berjalan mendekat kearah meja itu, diiringi dengan lambaian tangan dan senyum sumringah dari sosok gadis yang duduk disana. Itu Cia.

Tak bisa untuk tak membalas senyuman itu, maka Haidar ikut tersenyum juga. Lalu duduk berhadapan dengan gadis itu.

"haii!" Cia menyapa Haidar dengan ceria, masih dengan senyum manis yang membuat matanya ikut tersenyum juga.

"hai"

"jadi, lo bisa belajar nya tiap hari apa aja?" Tanya Haidar membuka percakapan.

"hari.. apa ya..?" ucap Cia yang lebih tepat nya seperti bertanya pada dirinya sendiri.

"kalo lo belum nentuin, gue duluan deh" perkataan Haidar di balas anggukan oleh Cia.

"gue bisanya hari Selasa, Rabu sama Jum'at kalo hari lainnya gue sibuk ngurus OSIS sama ekskul" jelas Haidar.

Haidar memang cukup sibuk, terlebih lagi dengan jabatannya sebagai wakil ketua.

"hm.. kalo gitu aku ngikut kamu aja deh, sebisa nya kapan.." Ucap Cia.

"yaudah berarti tiga hari ya? Selasa, Rabu sama Jum'at" tegas Haidar.

"aku minta maaf ya.." gadis itu terlihat menunduk, menatap sepatu putih nya di bawah meja.

"buat??" heran Haidar.

Tidakkah ini terlalu tiba-tiba? Sepertinya baru beberapa menit lalu gadis ini masih tersenyum, dan sekarang lihatlah.. raut wajahnya berubah menjadi murung.

"harus ngerepotin orang lain, Cuma karena nilai aku doang.. aku juga gak mau kalo papa gak maksa.. maaf yaa?" Cia menatap Haidar dengan mata berkaca-kaca.

Baiklah gadis ini lembut, Haidar suka.

"hey, it's okay.. gak ngerepotin kok.." ucap Haidar menenangkan Cia.

"kalo kamu ngebantuin aku terpaksa, cuma karena papa pemilik sekolah, aku jadi gak enak juga..,"

"kesannya jadi kayak aku memanfaatkan posisi papa.. dan aku gak mau gitu.." lirihnya.

" Cia.. gue gak terpaksa bantuin lo, apalagi cuma karena bokap lo pemilik sekolah, ngga Cia."

"Kalo emang gue bisa bantu ya gue bakal bantu, gak peduli siapa pun dia dan latar belakang nya. Jadi jangan merasa bersalah lagi" sambungnya.

Threegether H || Lee Haechan ✓ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang