17. KEHILANGAN (FlashBack)

9.9K 1.5K 561
                                    

"Selamat tinggal, Pieter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat tinggal, Pieter.... Je t'aime...."

Bur!!!!

"Yennifer!!!"

Dan teriakkan itu seolah menjadi debu yang nyata saat Pieter melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana tubuh rapuh milik wanita bernetra biru yang tengah mengandung anaknya terhempas ke dalam laut biru dengan sangat kencang.

Pria itu terdiam.

Matanya tak berkedip. Jantungnya berdetak dengan kencang seirama dengan deburan ombak yang menenggelamkan tubuh rapuh Yennifer. Hantaman ombak di karang hari itu seolah membuat Pieter merasakan sakitnya ditinggalkan.

Ketakutannya benar-benar menjadi nyata. Untuk sesaat semuanya menjadi sunyi, aliran darahnya seolah terhenti, bersamaan dengan gerimis hujan yang mulai jatuh membasahi kemeja putihnya yang ternoda.

"Pergilah Pieter! Biarkan aku hidup bersama anakku!"

"Aku akan bertemu Andrew dan Yhein.... Je t'aime...."

Semua kalimat itu, semua senyum manis dan tatapan sendu yang sering wanita itu tunjukkan, entah kenapa tiba-tiba saja berputar di kepala Pieter seperti sebuah kaset rusak yang begitu nyata.

"Oakley....."

Dan seolah tersadar dari keterkejutannya, tanpa berpikir panjang Pieter langsung membuang senjata api yang sejak tadi ia genggam. Pria itu mulai berlari, memejamkan mata dan menyatukan diri dengan lautan biru yang beberapa saat lalu telah menggelamkan tubuh isterinya.

"Tuan!!!"

Bur!!!!

Semua teriakkan dari para anak buahnya adalah hal terakhir yang Pieter dengar sebelum tubuhnya terhempas ke dalam lautan yang sangat dingin. Untuk sesaat, Pieter merasa tubuhnya remuk redam, seperti akan hancur berkeping-keping.

Rasa sakit itu... Benar-benar membuat Pieter tidak berdaya.

Dalam keadaan yang seperti itu, Pieter tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya mampu terpejam, membiarkan tubuhnya ditelan oleh keheningan laut secara perlahan.

"Pieter! Lihat! Aku menemukannya!"

Suara merdu Yennifer yang tiba-tiba saja masuk ke dalam telinganya itu berhasil membuat Pieter membuka matanya seketika itu juga. Namun, begitu ia membuka mata, semuanya terlihat begitu asing baginya.

Kenapa dia jadi ada di hutan?

Bukankah dia tadi baru saja dikelilingi oleh air?

"Pieter!"

Dan pertanyaan itu langsung teralihkan saat suara Yennifer memanggil namanya dengan begitu kencang. Sontak, Pieter langsung membalikkan tubuh, mencari keberadaan isterinya.

Autumn In The CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang