Part 3

452 82 14
                                    

" Oh Sehun? ",

Yuri sangat terkejut dengan kedatangan pria itu di tempat kerja nya. Tiga hari tidak bertemu, setelah perdebatan mereka malam itu. Sehun mengatakan akan menginap di kantor nya dan tidak pulang lagi, juga tidak menghubungi. Sekarang tiba - tiba saja, pria itu mendatangi nya. Selama perjalanan pernikahan mereka, tak sekalipun Sehun menginjakan kaki di ruangan Yuri. Pernah mengantar hanya sampai di depan rumah sakit. Tapi, sekarang pria itu duduk tepat di depan nya. Dan Lebih lagi, sebagai pasien. Sangat - sangat tidak di duga, dan juga di bayangkan.

Berbeda dengan Yuri yang nampak begitu terkejut, Sehun pria itu tetap seperti biasa. Duduk dengan wajah tanpa ekspresi, membuat orang lain sulit menebak apa yang ada di pikiran nya.

" apa ini? ", Yuri bertanya setelah rasa terkejut nya hilang.

" apa lagi? aku datang untuk konseling ", Sehun tetap dengan tanpa ekspresi di wajah.

Beberapa kali Yuri mengatur nafas nya, berusaha untuk tetap profesional. Bersikap biasa. Entah apa yang ada di pikiran pria ini, datang sebagai pasien nya.

" baiklah, aku akan melakukan pekerjaan ku. Kenapa? Apa ada masalah? ", Yuri memulai sebagai psikiater.

" istri ku meminta cerai, tiba - tiba saja ", mulai Sehun.

" lalu? ", Yuri berusaha bersikap acuh tak acuh. Tau topik Sehun adalah tentang pernikahan mereka.

" aku tidak bisa mengerti, kenapa tiba - tiba dia meminta untuk bercerai. Tidak terjadi masalah di antara kami, tapi dia bersikeras untuk bercerai ",

" apa alasan nya? ",

" dia tidak bahagia ",

Sekali lagi, terlihat Yuri mengambil nafas. Tangan nya yang memainkan bulpoin terhenti, tapi dia dan Sehun terus beradu pandang. Dari awal bercerita Sehun terus menatap Yuri. Dan entah kenapa Yuri merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu, sangat tidak nyaman. Kalau Sehun tau, Yuri berusaha keras untuk dapat membalas tatapan pria itu.

" kalau begitu kau harus menyetujui nya, supaya dia bisa bahagia ", ucap Yuri.

Mendengar itu, senyuman tipis muncul di wajah tampan Sehun. Pria itu memutus pandang, tak lagi menatap Yuri. Kepala nya tertunduk, melihat kedua tangan nya yang saling meremas satu dengan yang lain.

" aku akan membuat nya bahagia ", Sehun mengangkat kepala nya lagi, menatap Yuri.

" sudah terlambat, kau hanya perlu melepaskan nya ",

" tidak. Setelah ku pertimbangkan, aku tidak bisa membiarkan pernikahan kami berakhir. Kalau dia tidak bahagia, aku akan membuat nya bahagia ", tekad Sehun.

" kau tidak bisa membuat nya bahagia. Jadi, lepaskan saja ", mata Yuri sudah memerah, tiba - tiba terasa panas.

" aku akan berusaha..",

" ku bilang jangan lakukan!!! ", teriak Yuri sudah berdiri.

Air mata perempuan itu sudah jatuh, Sehun pun terdiam di buat nya. Beberapa saat, tidak ada lagi suara di ruangan itu. Kedua nya sama - sama diam. Yuri memalingkan wajah ke lain arah, tidak ingin Sehun melihat nya menangis begini.

" aku keguguran ", ujar Yuri kemudian, tanpa menatap Sehun.

" jangan bercanda, kau bahkan tidak pernah hamil..", Sehun terdiam sendiri, pikiran nya sedang berjalan.

" jangan bilang..", kalimat Sehun tak dapat di lanjutkan, pria itu menolak percaya dengan tidak mengatakan nya.

" benar, aku tidak pernah memberitahu mu ", Yuri menatap Sehun dan membenarkan dugaan pria itu.

" Kwon Yuri! ", Sehun menyeru. Mata nya pun membelak, terkejut akan hal itu. Sangat terkejut

" kata mu tidak ingin mempunyai anak! Itu merepotkan!! Mengurus diri sendiri saja sudah susah apa lagi tambah mengurus anak!!! Siapa yang mengatakan itu?!!! ", antara sedih dan marah, air mata Yuri terus jatuh tapi suara nya memenuhi ruangan itu.

" tapi..tetap saja dia darah daging ku, tidak mungkin aku menolak nya. Aku mengatakan itu saat masih tidak dewasa, dan hanya memikirkan diri sendiri. Tapi, kalau punya anak aku tetap akan menerima nya. Tega nya kau tidak mengatakan apapun pada ku ", Sehun menatap lirih Yuri.

" benar, jadi semua salah ku. Setuju saja untuk cerai dan semua akan selesai ", Yuri menghapus air mata nya, mencoba terlihat kuat.

" apa menurut mu itu akan menyelesaikan semua nya? ",

" lalu apa mau mu? Selama hidup dengan mu, aku di bayangi oleh bayi yang bahkan wajah nya tidak pernah ku lihat. Itu membuat ku takut, dan terus mengintimidasi ku ", kali ini Yuri menatap memohon Sehun, seperti ingin mengakhiri penderitaan nya.

" baiklah. Seperti nya pernikahan kita memang harus berakhir, tidak bisa di lanjutkan. Ayo bercerai kita ", Sehun pun berlalu pergi dari ruangan Yuri.

Sepeninggalan Sehun, Yuri langsung terjatuh lemah di lantai. Kaki nya tidak punya kekuatan lagi untuk berdiri. Setelah mengungkapkan rahasia yang di simpan nya selama dua tahun terakhir ini, Yuri kehilangan semua kekuatan nya.

Tahun kedua pernikahan nya dengan Sehun, Yuri mendapati diri nya hamil. Tapi, dia bahkan tidak dapat mengatakan pada pria itu karna mengingat apa yang di katakan nya. Di awal menikah Sehun yang lebih dulu mengeluarkan gagasan nya, tidak ingin punya anak. Yuri pun setuju. Tapi, seperti nya Tuhan punya rencana lain untuk mereka dengan mengaruniakan seorang anak.

Begitu mengetahui diri nya hamil, sejujur nya Yuri bahagia. Walaupun juga berkeinginan tidak ingin mempunyai anak, tapi tetap saja waktu di beri muncul kebahagiaan kecil di hati. Naluri keibuan. Yuri terus merahasiakan kehamilan nya dari Sehun, menunggu waktu tepat untuk memberitau. Sayang nya, sebelum sempat memberi tau dia sudah keguguran. Hati nya Yuri begitu sakit kala itu, lebih lagi tidak ada yang menghibur nya. Tidak ada seorang pun yang tau mengenai kehamilan nya, karna dia tutup rapat - rapat. Jadilah Yuri sedih seorang diri.

Butuh perjuangan keras untuk bangkit dari keterpurukan sendiri. Dan menceritakan cerita itu seperti ini, bagaikan membawa luka lama bagi Yuri.

.

.

.

" kenapa kau masih disini? Tidak berhasil? ",

Sehun yang duduk sendirian di dalam ruangan nya, meneguk lagi minum nya. Soju. Tidak menjawab, dia menuang lagi minuman ke dalam gelas nya yang sudah kosong. Setelah meneguk lagi minum nya, dia menatap yang bertanya.

" kami berpisah ",

Mendengar yang di katakan sahabat nya, pria jangkung yang berdiri di pintu masuk lebih dalam mendekat dengan Sehun. Mengambil tempat duduk di depan nya. Mata nya hampir keluar, menatap Sehun.

" kenapa? Kau tidak berhasil membujuk nya? ", tanya nya begitu penasaran, Sehun hanya menatap kilas dia sebelum menuang dan meneguk kembali minum nya.

" itu yang terbaik, tak ku tau dia begitu menderita selama ini ",

Park Chanyeol menyisir rambut pirang nya ke belakang. Dia juga membuang nafas berat. Masalah sahabat nya, juga masalah bagi nya. Pria tampan itu memang bisa di katakan setia kawan.

" kau mau minum? ", tawar Sehun. Kedua pria itu pun berakhir minum bersama.

Selama tiga hari, Sehun memang menginap di kantor nya. Dia punya sahabat yang juga menjadi rekan kerja nya, Park Chanyeol. Sehun yang cuek dan dingin, sedang Chanyeol riang dan ceria menjadi sahabat karib. Pada Chanyeol, Sehun bercerita tentang masalah keluarga nya. Pria itu juga yang menyarankan dia datang menemui Yuri sebagai pasien, dan menyelesaikan masalah mereka. Sayang nya, tidak bisa berakhir. Malah berakhir.

Tak pernah di pikir atau di sangka Sehun, kalau Yuri akan hamil dan juga keguguran. Jujur sebagai calon ayah anak itu, Sehun juga terluka. Kehilangan anak yang bahkan rupa nya belum pernah di lihat. Memikirkan nasib anak nya, tentu hati Sehun sakit. Tapi, dia tau kalau hati Yuri lebih sakit dari nya. Pantas saja perempuan itu, mengatakan tidak bahagia dengan nya. Dia juga tidak akan pernah bisa membahagiakan Yuri.

Dan jalan terbaik mereka, adalah berpisah. Secepat nya Sehun akan mengurus perceraian mereka.

To be continue


Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang