Part 18

386 73 51
                                    

Yuri pikir dia sudah terlalu banyak menyesal sekarang. Setelah bercerai dengan Sehun, entah kenapa dia seperti kehilangan diri nya sendiri. Yuri selalu percaya diri, tidak pernah menyesali perbuatan nya, dan yang utama tidak pernah mempermalukan diri nya sendiri.

Kejadian tadi malam, ingin Yuri hapuskan dari ingatan nya jujur saja. Dia tidak bisa tidur nyenyak bahkan hampir tidak tidur semalam. Memikirkan kembali pertemuan nya dengan Sehun dan Yoona, dan apa yang dia katakan. Mau di pikir dengan segala macam sudut pandang, Yuri tidak bisa mengerti dengan diri nya sendiri. Kenapa kalimat itu keluar dari bibir nya? Bahkan hanya untuk memikirkan nya saja, Yuri menjadi sangat malu. Benar yang di katakan, sebelum berbicara pikir dulu selama tiga detik.

Persetan dengan tiga detik.

" Aku bahkan tidak minum sedikit pun kemarin, apa aku masih mabuk? ", tanya Yuri pada diri nya sendiri sambil melihat bayangan nya di cermin. Yuri bukan nya gila berbicara dengan bayangan nya, tapi kebetulan dia memang bercermin. Sedang bersiap berangkat kerja.

" Akh! Harus bagaimana sekarang? Aku pura-pura tidak pernah terjadi saja.. ",

" Noona, keluarlah. Ayo sarapan ", teriakan Mark dari luar menghentikan Yuri.

" benar, makan yang banyak. Untuk tetap baik-baik saja, aku harus makan ", ucap Yuri sebelum mengambil tas nya dan pergi keluar untuk sarapan.

Kakak beradik itu menikmati sarapan dengan diam. Yuri yang masih sangat terganggu dengan kejadian semalam, dan Mark memang sengaja diam karna tak mau salah bicara yang akan menyebabkan perkelahian untuk kesekian kali nya di antara mereka. Sarapan mereka pun berakhir dengan tanpa ada yang bersuara, kecuali untuk mengunyah.
.

.

.

Sehun merasa ragu dengan tindakan nya, dia tidak yakin benar harus menemui Yuri atau tidak. Sehun berada di dalam mobil nya yang berhenti di depan gedung wanita itu tinggal. Sengaja dia mampir dalam perjalanan menuju kantor. Pertemuan nya dengan Yuri semalam, membuat nya ragu kalau mantan istri nya itu sedang baik-baik saja. Datang menemui Yuri pun sebenar nya tidak akan membuat keadaan nya membaik, walaupun begitu Sehun rasa dia perlu menemui nya. Tapi sekarang dia menjadi ragu. Haruskah bertemu? Atau tidak perlu?.

Sementara masih bergumul dengan pikiran nya, mata nya menangkap siluet wanita itu berjalan keluar dari gedung. Secara spontan Sehun langsung melepaskan sabuk pengaman nya dan turun dari mobil, pada hal pergumulan belum selesai. Tubuh nya bertindak sendiri.

Yuri yang sementara melangkah terhenti dari langkah nya, ketika melihat Sehun yang berdiri tak jauh di depan nya. Tak bisa di bilang hanya sedikit terkejut, tapi terkejut lumayan banyak. Dia yang sementara di pikirkan nya, tiba-tiba sudah berdiri di depan nya. Tidak mungkin Yuri hanya biasa saja. Yang Yuri pikirkan tentang Sehun tentu saja kejadian semalam. Seberapa keras dia menolak untuk lupa, tetap saja tidak bisa.

Untuk beberapa saat mantan pasangan suami istri ini hanya terdiam di tempat nya masing-masing, tidak ada yang datang untuk mendekat. Tapi mereka berdua terus bertukar pandang. Sampai akhir nya Sehun bertindak. Dia melangkah untuk menghapus jarak di antara mereka, dia mendatangi Yuri. Berhenti tepat di depan nya.

" ini mengejutkan ku, bertemu dengan mu sepagi ini ", Yuri yang pertama kali berucap. Dia sudah mengatasi keterjutan nya.

" aku sengaja mampir sebelum berangkat ke kantor, untuk menemui mu ", Sehun berterus terang.

Pernyataan Sehun membuat Yuri terkejut kembali, hanya sedikit. Tapi tetap saja, membuat nya tidak tau harus membalas apa. Yuri hanya diam.

" ku pikir kau sedang tidak dalam keadaan yang baik akhir-akhir ini.."

" lalu kenapa? ", Yuri menyela Sehun, membuat pria itu terdiam.

" kenapa kalau aku sedang tidak baik? Kita sudah bercerai. Apapun yang terjadi pada ku, tidak ada hubungan nya dengan mu. Maaf soal aku menghubungi waktu itu. Aku sedang mabuk, semua orang melakukan kesalahan dalam kondisi itu. Aku tidak punya sesuatu untuk di katakan lagi pada mu ",

Yuri baru melanjutkan langkah nya untuk pergi, tapi Sehun mencegah kepergian nya. Sehun menahan tangan Yuri, menghentikan.

" lalu bagaimana dengan yang semalam? Apa kau juga mabuk semalam? ", tanya Sehun.

Sesaat Yuri terdiam. Dia bukan nya ingin, tapi memang tidak tau harus menjawab apa. Dari semalam sampai pagi ini persoalan itu yang membuat nya kacau. Dia tidak tau harus menjawab apa kalau Sehun bertanya perihal itu, dan sekarang waktu nya.

" kau benar, aku sedang tidak baik-baik saja. Aku bahkan tidak mabuk sama sekali saat bertemu dengan mu semalam, tapi aku juga tidak tau kenapa aku mengatakan hal konyol seperti itu ", ujar Yuri. Dia memutuskan bertebal muka, mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"..Dan kau pasti senang melihat ku tidak baik-baik saja sekarang. Aku dengan percaya diri mengatakan akan bahagia kalau bercerai dengan mu, tapi nyata nya tidak. Tertawalah kalau kau ingin, aku tidak akan menangis saat kau menertawakan ku ",

" apa kau pikir alasan aku datang untuk itu? ",

" benar. Apa lagi memang nya? Kau tidak punya alasan untuk menemui ku. Walau aku sedang tidak baik-baik saja, sakit, atau pun sekarat, kau tidak punya alasan...",

" aku menemui mu karna khawatir!! ", pekik Sehun. Dia menjadi marah.

Orang-orang yang lewat di sekeliling mereka pun, terhenti karna terkejut. Pekikan Sehun memang terbilang keras. Terlebih Yuri yang di pekik nya. Dia yang paling terkejut di antara semua.

" khawatir? Maksud mu kau khawatir pada ku? ", Yuri tertawa merasa lucu sendiri, hanya sebentar kemudian berhenti.

" kau bahkan tidak punya waktu untuk itu. Aku melihat mu memiliki waktu begitu banyak dengan Yoona. Kalian berbelanja, makan, berjalan bersama seperti pasangan suami istri. Sekarang kau bilang mengkhawatirkan ku? Kapan tepat nya? ",

" aku..", Sehun tak melanjutkan kalimat nya saat Yuri mengangkat tangan, arti nya menyuruh berhenti.

" hanya berhenti muncul di depan ku, aku akan baik-baik saja dengan itu ", ujar Yuri kemudian melepaskan tangan nya yang di tahan Sehun, baru pergi.

Sehun hanya mengikuti pergerakan Yuri dengan pandangan mata nya. Dia tidak mencegah lagi, ataupun berniat untuk menyesal. Di tempat nya dia menatap punggung Yuri yang sudah mulai menjauh.

" benar, harus nya aku tidak datang menemui mu. Kenapa aku melakukan nya? ",

Tbc

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang