Part 17

566 82 34
                                    

" maaf meninggalkan mu semalam ", ucap Sehun.

" tujuan mu datang pagi - pagi kesini untuk mengatakan itu? ", Sehun menganggukan kepala nya pada Yoona membuat perempuan itu menarik nafas dalam.

" Kau sudah minta maaf sebelum pergi, bahkan juga menelpon ku dan mengatakan maaf, sampai berapa kali kau akan meminta maaf Oh Sehun? Aku juga baik - baik saja dengan itu ", kata Yoona.

Kedatangan Sehun pagi ini ke kediaman Yoona memang mengejutkan nya, dia baru akan berangkar kerja. Semalam memang dia merasa sedikit kesal. Memang siapa yang tidak akan kesal kalau di tinggal pergi, tapi Sehun pergi dengan meminta maaf dan juga menjelaskan. Di tambah saat Sehun menelpon, rasa sedikit kesal nya sudah hilang. Sekarang dia benar sudah baik - baik saja. Sehun terlalu berlebihan menurut nya.

" tidak, aku merasa tidak enak. Kita bahkan belum mendapatkan pesanan tadi malam, dan aku pergi meninggalkan mu ",

" jangan seperti itu, kalau kau memang merasa tidak enak antarkan aku hari ini ", canda Yoona, tidak bermaksud serius hanya ingin mengubah suasana saja.

" tentu, aku akan mengantar mu kalau itu yang kau inginkan ", Sehun langsung setuju tanpa ragu.

" benarkah? ", Yoona terkejut dengan jawaban Sehun.

" benar. Kita harus berangkat sekarang, supaya tidak terlambat, ayo ", ajak Sehun. Yoona pun mengangguk semangat, dengan senyuman senang di wajah cantik nya.

.

.

.

Yuri baru saja terbangun dari tidur nya dengan kepala yang terasa begitu berat. Tak langsung turun dari kasur, dia mengubah posisi menjadi duduk dulu. Kepala nya benar terasa begitu berat. Sekarang Yuri menyesal telah minum sampai mabuk. Tentu dia tau penyebab kepala nya berat seperti ini karna alkohol, dia ingat minum sampai mabuk dengan Seohyun kemarin. Baru sampai disitu yang di ingat nya. Untung hari ini dia libur, jadi tidak perlu terburu untuk bersiap. Alasan kenapa dia berani minum sampai mabuk kemarin, juga karna tau hari ini dia libur.

Setelah merasa kepala nya sudah cukup ringan dan nyawa nya sudah terkumpul, barulah Yuri turun dari kasur. Dia pergi keluar kamar menuju dapur, tujuan nya untuk minum air banyak - banyak karna tenggorokan nya terasa begitu kering.

" selamat pagi ", Mark yang di dapur lebih dulu menyapa Yuri yang baru datang.

" pagi ", Yuri membalas tanpa menatap Mark sama sekali. Bukan marah atau apapun, tapi tujuan nya sekarang ini adalah air. Yuri langsung membuka lemari pendingin, untuk mendapatkan sesuatu yang dapat menyegarkan nya.

" aku sudah membuatkan mu air madu..", kalimat Mark tidak di selesaikan nya, karna tiba - tiba Yuri menutup pintu lemari pendingin itu dan langsung menatap pada nya. Mark segera menundukan kepala untuk menghindari kontak mata, tapi dia sudah siap untuk menerima kalimat ketus dari sang kakak pagi ini.

" dimana? ", tanya Yuri.

" apa?! ", Mark lansung mengangkat kepala nya kembali, tergelak dengan yang keluar dari bibir Yuri. Bukan sesuatu yang di pikirkan nya.

" air madu nya ", Yuri mengulurkan tangan nya meminta.

" Ah air madu? Itu ", tunjuk Mark pada gelas penuh yang ada di meja makan, tak jauh dari mereka.

Yuri mengikuti arah yang di tunjuk Mark, kemudian mendatangi dan segera meneguk air madu yang di siapkan adik nya itu. Seketika tenggorokan nya langsung menjadi begitu segar, bahkan dia merasa mendapat kesadaran penuh. Yuri meneguk sampai habis air madu itu.

Mark yang memperhatikan, tersenyum senang karna kakak nya menerima baik perbuatan nya. Pada hal dia sudah bersiap akan minum sendiri buatan nya itu, kemungkinan terburuk Yuri akan membanting gelas hingga minuman itu tumpah di lantai. Syukur tidak seperti itu.

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang