Part 14

401 71 17
                                    

Rasa nya Yuri perlu melakukan pemeriksaan jantung sekarang. Belum kelar dengan keterjutan nya bertemu dengan Sehun lebih dengan Yoona di tempat perbelanjaan tadi, sekarang dia mendapat kejutan lain. Seseorang yang tak di duga, datang bertamu ke tempat nya.Terlalu terkejut, Yuri bahkan tidak bisa berkata - kata. Dia hanya berdiri dengan mata hampir keluar, dan membeku di pintu.

Beda dengan Yuri yang begitu terkejut, pria berkulit putih dengan rambut pirang itu terlihat lebih santai. Dia dengan koper nya di depan pintu. Tapi juga tidak ada senyuman di wajah nya, dia menatap Yuri dengan datar.

" dua tahun tidak bertemu dengan adik mu begitu sambutan mu? ", Mark segera menerobos masuk ke dalam, tak ketinggalan koper nya. Sementara Yuri masih terdiam di pintu. Sesaat kemudian dia mendapatkan kembali kesadaran nya, dan juga segera masuk.

Keluarga Kwon di karunia dua anak. Kwon Yuri yang sulung, dan Lee Mark yang bungsu. Mereka berdua saudara kandung, bukan saudara tiri. Hanya Mark memutuskan untuk mengikuti ibu nya, menggunakan Lee. Dan Yuri sudah pasti mengikuti ayah nya.

Lee Mark memang selalu berbuat semau nya, meski tetap ada batasan dari orang tua. Keuntungan terlahir sebagai anak laki - laki, hampir semua kemauan nya di turuti. Di tambah perbedaan yang sulung dengan bungsu cukup jauh, jadi Mark begitu di manja. Kepribadian nya dengan Yuri yang sangat bertolak belakang, membuat kakak beradik itu tak bisa akur. Meski juga tidak bisa di bilang asing. Mereka berdua hampir selalu bercekcok. Bahkan alasan kepergian Mark ke Amerika melanjutkan pendidikan disana, karna bermasalah dengan Yuri. Kala itu mereka bertengkar hebat. Dan selama dua tahun di Amerika, Yuri dan Mark tak pernah berkomunikasi. Patutlah Yuri begitu terjekejut dengan kehadiran Mark sekarang.

" kenapa kau ada disini? Kapan kau kembali dari Amerika? ", Yuri mendapati adik nya itu sudah duduk santai di sofa yang ada di ruang tamu.

" ku dengar kau membuat masalah, jadi segera pulang. Kurang lebih empat puluh menit dari bandara langsung kesini ", sahut Mark sambil melirik jam di tangan nya, memeriksa waktu.

" masalah? ", alis Yuri naik sebelah.

" perceraian. Woahh Kau masih sama seperti dulu, selalu mengambil keputusan yang mengejutkan. Keren ", Mark mengacungkan jempol nya.

" kau juga tidak berubah, masih kurang ngajar. Kau belajar di luar negeri bukankah kau harus berbicara dengan sopan pada kakak mu sekarang? ", balas Yuri dengan sakar.

" kebebasan, itu yang ku pelajari. Disana tidak ada batasan umur, semua orang berteman ", Yuri memutar bola mata nya malas sembari menarik nafas.

" aku lelah, tidak ingin berdebat dengan mu. Pergilah ", usir Yuri. Dia sudah berbalik hendak masuk ke kamar.

" aku juga lelah, biarkan aku menginap ", kata Mark membuat Yuri berhenti dan menatap pada nya kembali.

" terlalu banyak aturan kalau di rumah, jadi biarkan aku menginap beberapa hari disini. Mari gunakan aturan tidak saling melihat, Oke? ",

Yuri hanya bisa mendesah, kemudian kembali lagi pada tujuan nya masuk ke kamar. Bukan setuju sebenar nya, tapi dia terlalu lelah untuk melanjutkan perdebatan dengan adik nya itu. Juga biarpun dia tidak mengijinkan, Mark pasti akan melakukan apa yang dia mau.

" dia sedikit melunak sekarang ", gumam Mark yang sudah di tinggal. Baru mengangkat bahu, tanda tak peduli.

Ini bukan kali pertama Mark datang ke tempat Yuri, dulu sebelum pergi dia juga banyak kali datang mengunjungi tempat ini. Jadi, Mark tau seluk beluk tanpa perlu bertanya. Bagai di rumah sendiri, dia langsung pergi ke dapur membuka kulkas mengambil minum disana. Setelah selesai menghilangkan haus nya, Mark berniat untuk masuk ke kamar. Apertemen ini punya dua kamar, satu tentu milik Yuri dan Sehun dulu, sekarang tinggal Yuri sendiri pasti nya. Dan satu nya lagi kamar tamu. Atau mungkin bisa di katakan itu kamar milik Mark, karna meski tak sering menginap selama ini hanya dia yang menggunakan kamar itu.

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang