Part 2

504 85 18
                                    

Seberapa keras Oh Sehun memikirkan nya, dia tak dapat mengerti jalan pikiran sang istri. Tiba – tiba saja perempuan yang sudah tinggal selama empat tahun dengan nya itu, meminta berpisah. Sungguh aneh karna mereka sama sekali tidak berkelahi, ataupun terlibat masalah. Memang tadi malam Sehun mabuk, tapi dia ingat apa yang terjadi pada mereka semalam. Benar, mereka bahkan bercinta. Adakah pasangan yang bercerai setelah melalui malam panjang? Tidak ada menurut Sehun.

“  Ah “, entah kali berapa desahan berat keluar dari bibir sang arsitek.

Jujur saja Sehun menahan diri dari tadi pagi. Jika mengikuti temperamen pria itu tadi, mungkin rumah tangga itu benar akan berpisah. Tidak tau kesalahan apa yang di buat, bahkan memang tidak berbuat salah lalu sang istri meminta cerai.

Pada hal rumah tangga mereka bisa terbentuk karna Yuri, jangan berharap apa – apa pada pria cuek dan dingin seperti Sehun. Dari awal yuri lah yang mengejar – ngejar Sehun, perempuan itu yang mengajak berkencan lebih dulu dan nanti dengan berbagai kode dari nya baru Sehun mengajak menikah. Setelah semua nya itu , sekarang Yuri ingin bercerai dengan nya.

" apa sebenar nya yang kau pikirkan Kwon Yuri? ", Sehun hanya menatap ponsel nya yang terus berdering, panggilan dari sang istri terus masuk. Sengaja sehun tidak mengangkat nya, untuk menghindari percakapan.

.

.

.

" Aishh! Kenapa kau tidak menjawab nya? ", Yuri akhir nya menyerah dan berhenti menelpon sang suami.

Sejak tadi jika ada waktu luang Yuri terus menghubungi Sehun ,yang sampai sekarang tidak mendapat jawaban dari pria itu.

Permintaan nya untuk berpisah adalah serius.

Yuri memikirkan kembali pernikahan nya dengan  Sehun yang sudah empat tahun ini, dan mendapati tidak bahagia. Hanya monoton, membosankan, dan tidak punya alasan untuk dilanjutkan. Mereka hanya saling bergairah saat bercinta. Kalau seperti itu tau – tau menghubungi perempuan atau lelaki panggilan saja, itu yang di pikir. Dia ingin menjelaskan pada Sehun membuat mengerti, karna pasti pria itu juga merasakan hal yang sama dengan pernikahan mereka.

Mereka tinggal seatap, berbagi ranjang, makan di meja yang sama, tapi mereka tidak bahagia.

Yuri tersenyum hambar. Sekarang dia mengerti,  yang di katakan salah satu pasien nya beberapa hari lalu adalah benar. Mereka bahkan tidak bertengkar atau pun terlibat masalah, pernikahan mereka hanya tidak bahagia.

" kenapa kau tidak bisa mengerti Oh Sehun? ",

.

.

.

Pasangan suami istri itu kini sudah duduk saling berhadapan di meja makan. Tidak ada yang menyentuh makanan di meja, hanya diam dan saling menatap.

Sebenar nya Sehun sudah makan di luar, dia sengaja pulang terlambat untuk menghindari percakapan dengan Yuri tapi nyata nya sang istri tetap menunggu di meja makan. Yuri bukan nya tidak mengenal sosok Sehun, dia tau suami nya akan berbuat seperti ini karna nya dia tetap menunggu di meja.

" makanlah ", ujar Yuri paling pertama.

" aku sudah makan ", balas Sehun.

Yuri yang baru memegang alat makan nya langsung meletakan kembali, kemudian menatap Sehun yang juga melihat pada nya. Terdengar perempuan itu mengambil nafas dalam dulu, kebiasaan sebelum memulai percakapan yang di rasa akan sangat panjang.

" ayo kita bercerai ", ucap Yuri yang hanya mendapat balasan tatapan dingin dari Sehun.

" dengarkan aku..",

" makan dan istirahatlah, kita akan membahas ini besok pagi ", potong Sehun segera berdiri dari duduk nya dan melangkah menuju kamar.

" apa kau bahagia? ", lontar Yuri dari duduk nya yang mampu menghentikan langkah Sehun.

" apa yang kau katakan? ", Sehun hanya menolehkan kepala nya melihat Yuri, sedang tubuh nya tetap di posisi.

" aku tidak bahagia. Aku tidak bahagia dengan pernikahan kita, karna itu aku meminta untuk berpisah dengan mu. Kau pasti merasakan hal yang sama dengan ku ", kali ini terdengar Sehun yang mengambis nafas panjang, dia juga sudah memutar tubuh nya menghadap Yuri yang menatap dari kursi di meja makan.

" mari kita saling jujur, Apa kita masih merasa berdebar ketika melihat satu sama lain? Apa kita masih saling merindu? Apa kita masih merasa saling membutuhkan sekarang ini? ", tanya Yuri.

" kita bukan remaja lagi, perasaan seperti itu bukanlah hal yang wajar untuk kita rasakan sekarang ", jawab Sehun.

" Ah begitu?  kau juga sudah tidak merasakan nya lagi kan? Jadi ayo kita berpisah saja ", ujar Yuri sambil berdiri dari duduk nya dan datang menghampiri Sehun.

" itukah alasan mu ingin berpisah? ", Yuri menganggukan kepala nya.

Sehun memegang dahi nya sambil memejamkan mata dan menarik nafas dalam, sangat tidak terduga dengan perempuan ini.

" Kwon Yuri apa kau pikir pasangan yang menikah sampai tua mereka masih merasakan hal seperti itu? Tidak, pada umum nya baru memasuki tahun pertama setiap orang tidak merasakan nya lagi..",

" jadi maksud mu kau sudah tidak merasakan nya di tahun pertama pernikahan kita? Baik sekali kau bertahan sampai sekarang ", sela Yuri.

" bukan itu yang ku maksud..",

" entah itu yang kau maksud atau tidak, ayo kita bercerai saja ",

" kenapa kau egois sekali? ", satu pertanyaan dari Sehun itu dapat mampu mendiamkan Yuri yang sedari tadi mendiamkan nya.

" pasangan lain bercerai karna pasangan nya berselingkuh, melakukan kekerasan, atau tidak menafkahi istri nya. Kau beruntung sekali karna aku tidak pernah melakukan semua itu dan sekarang kau ingin berpisah dengan alasan seperti itu? ",

" karna itu ayo kita bercerai. Aku egois jadi ayo kita bercerai!! ", suara nyaring Yuri memenuhi apertemen mewah pasangan itu.

" kenapa kau tiba - tiba seperti ini? Jalani saja seperti biasa dan lakukan seperti yang kita lakukan sampai sekarang ", Sehun mulai terpancing, suara nya terdengar frustasi.

" aku tidak bisa melakukan nya lagi. Kenapa aku harus menyiksa diri melakukan hal yang tidak membuat ku bahagia?!! ", teriak Yuri lebih kuat dari pada tadi.

Setelah itu tiba - tiba saja suasana menjadi sangat sepi, tidak ada lagi suara yang terdengar. Baik Sehun ataupun Yuri sama - sama diam, tapi pandangan mereka tetap pada masing - masing. Tidak ada ekspresi marah atau sedih di wajah, kedua nya saling menatap dengan tidak menunjukan ekspresi apa - apa. Datar dan sulit di baca.

" kau benar tidak bahagia menikah dengan ku? ", pertanyaan keluar dari bibir Sehun memecah keheningan.

Yuri menjawab hanya dengan menganggukan kepala nya, tanpa suara. Dia kemudian tak sanggup lagi menatap Sehun dan sudah menundukan kepala, melihat lantai.

" kalau berpisah dengan ku kau akan bahagia? ", tanya Sehun lagi.

Kali ini Yuri tidak menjawab. Seketika dia mengangkat kepala nya, hingga bertemu tatap dengan Sehun yang masih terus menatap pada nya. Yuri bukan nya tidak ingin menjawab, hanya dia tidak tau harus menjawab apa. Apakah berpisah dengan Sehun akan membuat nya bahagia? Tak pernah terlintas di benak Yuri tentang itu. Baru Sehun menanyakan dan membuat nya berpikir tentang itu.

" ku rasa begitu ", jawab Yuri setelah sekian lama diam.

" baiklah, kita lakukan saja ", putus Sehun kemudian berbalik kembali, melanjutkan langkah nya ke kamar.

To be continue

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang