Part 23

391 65 58
                                    

" kenapa kau menghentikan mobil nya disini? ", tanya Yuri menatap tajam pada Junmyeon yang duduk di balik bangku kemudi.

Sebenar nya masih sedikit ragu, tapi Yuri sudah memutuskan untuk mengikuti saran Junmyeon. Berkonsultasi dengan nya. Karna dia tetap harus menjalanka tugas nya, Yuri meminta mereka melakukan nya saat jam makan siang. Junmyeon juga setuju.

Tiba jam makan siang belum lima menit Yuri duduk di ruangan Junmyeon bahkan dia belum juga memulai cerita, Junmyeon tiba-tiba bilang harus pergi ke suatu tempat yang penting dan juga mengajak Yuri harus dia ikut. Dan sekarang pria itu menepikan mobil nya di depan sebuah perbelanjaan.

" Dokter Kwon kau suka berbelanja? Tidak ada yang tau tapi sebenar nya ayah ku juga punya saham di pusat perbelanjaan ini, aku akan memberikan mu banyak diskon kalau kau mau ", ujar Junmyeon dengan senyuman di wajah nya. Mengabaikan tatapan tajam Yuri yang seperti mau menerkam nya saja.

" kau sedang bercanda sekarang? ",

" tidak, aku serius. Ayo turun ", Junmyeon melepaskan sabuk pengaman nya dan lalu turun.

Sementara Yuri masih terdiam di mobil, dia tak percaya kalau Junmyeon mempermainkan nya seperti ini. Dia yang tadi nya agak ragu menjadi sangat yakin harus nya dia tidak mengikuti saran pria itu. Kesalahan besar di buat nya. Yuri sangat menyesali keputusan nya.

Pun akhir nya Yuri turun dan tetap mengikuti Junmyeon.  Sebenar nya bisa saja dia pulang naik taksi sendiri tapi Yuri sudah terlalu malas untuk melakukan itu. Suasana hati nya sudah buruk. Terus mengikuti Junmyeon atau pulang sendiri, sama saja tidak ada yang akan membuat suasana hati nya membaik.

Melihat Junmyeon yang mendatangi Arcade, membuat Yuri menggelengkan kepala nya. Bukan dia yang membutuhkan konsultasi, tapi pria aneh ini.

" Woahh! Bukankah itu terlihat menyenangkan? Kau mau mencoba nya? ", Junmyeon berhenti di depan permainan memasukan bola basket ke ring.

" tidak, Kau saja ", balas Yuri dengan menekankan semua kalimat nya. Dia mengendalikan diri karna ada banyak orang disana, kalau tidak mungkin untuk pertama kali nya Yuri akan melakukan kekerasan pada sesama rekan kerja nya.

" hey tidak seru kalau hanya sendiri, ayo ", Junmyeon langsung mengambil tangan Yuri.

" Yakk!! Kim Junmyeon kau sudah gila..",

Junmyeon terus saja mengabaikan Yuri dan sudah menarik nya di depan mesin permainan. Mau tidak mau, Yuri pun bermain.

Bukan hanya satu permainan, tapi banyak yang di mainkan mereka. Panahan, menembak, balapan, dan lain-lain. Yuri yang awal nya bermain karna terpaksa, lama-lama menikmati nya. Untuk sekarang dia melupakan segala nya. Yuri hanya fokus bermain dan berusaha memenangkan permainan, saat berhasil melakukan nya dia bersorak bahagia.

Merasa puas bermain, sekarang kedua nya sudah duduk di bangku sambil menikmati minuman dingin yang di belikan Junmyeon.

" kau cukup hebat bermain, kau sering melakukan nya? ", tanya Junmyeon yang paling banyak kalah dalam permainan tadi.

" tidak, ini pertama kali ", jawab Yuri.

" hey, pertama kali dan sehebat itu? Kau berbohong kan? ", Junmyeon tak percaya.

" Tck! Sudah ku bilang ", Yuri yang sedari tadi menatap Junmyeon sudah membuang pandang nya. Lurus ke depan, mulai kesal di buat nya.

" baiklah, aku percaya. Kau pasti hebat dalam segala hal ", sahut Junmyeon.

" bukan hebat, tapi aku selalu berusaha untuk tidak kalah dari apapun atau siapapun ",

" itu keren sekali. Kata mu sedang kesulitan kan sekarang? Tenang saja, kau akan segera mengatasi nya ",

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang