Part 4

448 88 18
                                    

Sehun dan Yuri sama - sama menuruni tangga di depan pengadilan, baru keluar dari tempat itu. Selesai. Ternyata sangat mudah untuk bercerai, tidak serepot mempersiapkan pernikahan. Hanya meminta dokumen, tanda tangan, kemudian menyerahkan bersama ke pengadilan. Di dalam pengadilan pun tak membutuhkan wajtu lima. Lima belas menit, sudah termasuk lama.

Setelah berhasil menuruni tangga terakhir, kedua nya pun berdiri saling berhadapan.

" terimakasih ", Yuri mengulurkan tangan lebih dulu pada suami nya itu. Ralat, mantan suami maksud nya. Sehun tak mengatakan sepatah kata, tapi dia menyambut uluran tangan Yuri. Mereka berjabat tangan. Bukan saling menatap, satu dengan yang lain. Perhatian kedua insan itu berada pada tangan mereka, yang bertautan. Beberapa saat kemudian di lepas.

Sebenar nya mereka berdua cukup canggung. Mengingat pertemuan terakhir mereka, yang tidak bisa di katakan baik - baik saja. Selama satu minggu ini baik Sehun atau pun Yuri tidak lagi saling menghubungi. Mereka berdua seperti mencari cara sendiri, menenangkan diri masing - masing. Baru kemarin Sehun menghubungi Yuri, itu pun hanya lewat pesan. Menyuruh untuk dia tanda tangan berkas perceraian yang di kirim, dimana sudah di tandatangi oleh nya dan juga memberitau untuk datang hari ini ke pengadilan.

" aku akan mencari waktu untuk memberitau orang tua kita. Kalau tiba - tiba seperti ini, mungkin mereka akan terkejut ", ucap Yuri, Sehun pun hanya mengangguk.

" dan juga, aku tidak akan memberitaukan pada yang lain. Biarkan mereka tau sendiri ", lagi Sehun hanya menganggukan kepala nya.

" soal rumah kita, aku akan..",

" kau bisa memiliki nya ", Sehun baru buka suara menyela Yuri.

" tidak, itu tidak benar. Sesuai yang di katakan pengadilan, apa yang menjadi milik kita bersama akan di bagi dua. Jadi, kita jual rumah itu dan bagi dua hasil nya ", tutur Yuri.

" ambil saja untuk mu, anggap saja itu hadiah terakhir dari ku. Maaf dan terimakasih untuk semua nya. Aku akan menyempatkan diri berdoa untuk mu, supaya kau menemukan kebahagiaan. Aku pergi ", Sehun pun langsung berjalan pergi, tanpa menunggu Yuri membalas nya.

Yuri terdiam di tempat. Pandangan nya terus tertuju pada punggung lebar Sehun, makin lama makin jauh.

" ada apa dengan nya? Dan juga perasaan apa ini? ",

.

.

.

Banyak yang mengatakan kalau pasangan berpisah, itu akhir yang buruk. Tapi tidak seperti itu pemikiran Yuri. Seperti nya, berpisah juga bukan akhir yang bahagia. Dia merasa nyaman sekarang. Makan di luar, minum sepuas nya tanpa memikirkan ada orang yang menunggu dan harus dia sediakan makanan di rumah.

Yuri berada di restoran berbintang sekarang. Memesan stik, dan tak lupa juga anggur nya. Tidak dengan siapa - siapa, hanya sendiri. Seperti nya, dia merayakan perceraian nya. Yuri memilih duduk paling dekat dengan dinding yang terbuat dengan kaca itu. Alasan nya jelas, supaya dia bisa melihat pemandangan malam dengan begitu jelas. Dia benar menikmati saat ini.

" permisi ", suara panggilan itu, menganggu Yuri yang sedang menikmati waktu nya. Dia menolehkan kepala pada yang mengganggu, sang pelayan tengah menundukan kepala sopan.

" kalau tidak terganggu, apa bisa tamu lain bergabung Nyonya? Kami mendapat banyak tamu dan kehabisan meja ", terang pelayan itu.

Belum langsung menjawab, Yuri diam berpikir. Dia tidak pernah dan tidak suka makan dengan orang asing sebenar nya.

" baiklah ", Yuri setuju pada akhir nya.

" terimakasih Nyonya ", sang pelayan membungkuk dalam sebelum pergi untuk memanggil tamu yang lain dan menuntun ke meja.

Scars Deeper Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang