✿Dua Hal Berbeda✿

1.8K 375 82
                                    


PART 03

“menetap atau pergi, semuanya sama saja”

⚛ - ⚛ - ⚛


Jihoon
Gue bakal nginep di tempat Hyunjin 2 hari
Ada perlu dadakan. Penting!
Kunci mobil gue tinggal di sebelah meja TV, pake aja kl lo perlu
Read.






Masih dengan mengucek kedua matanya, Yeza menautkan alis kaget membaca pesan yang barusan masuk dari Jihoon. Ia yang baru terbangun dari tidurnya pun menoleh ke arah samping tempat tidur. Rupanya pemuda itu memang sudah beranjak pergi.

Yeza sampai tak habis pikir. Padahal sekarang masih pukul lima menjelang setengah enam pagi. Benar-benar tidak etis kalau Jihoon keluar rumah ketika subuh. Terlebih lagi, Cowok itu tidak berpamit atau sekedar membangunkannya dari tidur.

"Bi Keni, tau Jihoon tadi keluar rumah jam berapa?" tanya Yeza penasaran ketika masuk ke area dapur.

Bi Keni yang tengah memasukkan beberapa macam minuman soda ke dalam kulkas pun menoleh mendapati kehadiran sang Noona muda. Lantas kemudian, bersigap mengambilkan segelas air putih seperti kebiasaan Yeza di setiap bangun dari tidur paginya.

"Makasih," Yeza tersenyum tipis sembari meneguk air putihnya. Tinggal dalam satu rumah selama enam bulan, rupanya membuat Bibi Keni hapal diluar kepala tentang apapun yang menjadi kebiasaan sang majikan.

Diiringi dengan senyuman hangat pula, Bibi Keni membungkuk sopan. "Tadi tuan muda sempat pamit ke saya sekitar jam setengah lima pagi. Dia juga minta dibuatkan sarapan sebentar."

Yeza mengangguk paham. Dasar Jihoon gila! Berangkat sepagi itu untuk apa coba. Untungnya, Yeza yakin sudah pasti Cowok itu akan menyempatkan diri berpamit pada Bibi Keni. Wanita paruh baya tersebut sudah dianggap orang dalam yang sangat dekat dengan keluarga besar Park, karena telah mengabdi bekerja sejak Jihoon masih kecil. Yeza tak heran kalau Cowok itu lebih memilih untuk bercerita segala sesuatu pada Bibi Keni ketimbang mengobrol dengannya.

"Syukurlah kalo dia udah sempat makan." beres menghabiskan asupan mineralnya, Yeza mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan.

"Noona mau disiapkan sarapan sekarang, atau nanti setelah mandi dulu?"

"Nanti dulu. Aku berangkat ke Vincent juga agak siang dikit kok." gelengan dari Yeza membuat Bibi Keni mengangguk.

Setelah keheningan beberapa detik, Bibi Keni kembali melanjutkan aktivitasnya semula. Hanya ada Yeza dengan tatapan kosong yang memandangi gelas kaca di hadapannya.

"Bi, dulu sebelum kita nikah dan tinggal serumah gitu, Jihoon juga sering ya nginep rumah temennya?"

Pertanyaan Yeza sontak membuat Bibi Keni tersenyum di tempatnya. Sebagai perempuan, tentunya beliau juga paham apa yang tengah dialami dan dirasakan gadis itu. Terlebih lagi ia juga tahu tentang segala latar belakang bagaimana Yeza dan Jihoon bisa menikah.

"Ya memang begitu anaknya, Non. Suka banget keluyuran buat ngerjain tugas lah, atau kadang pengen main. Tapi kalau bilang cuma 2 hari pasti beneran 2 hari langsung pulang kok. Tuan muda nggak pernah ingkar sama ucapannya."

Yeza menghela lirih. "Aku cuman takut aja dia itu terpengaruh sama teman-temannya. Tau sendiri kan Jihoon kebanyakan bergaul sama anak kaya gimana,"

Marriage is an Nothing √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang