PART 18
“senyum yang seolah baik-baik saja, tidak akan merubah apa-apa”
⚛ - ⚛ - ⚛
Chaey
Yezaaa oiii sori ganggu hehei
Gue cumn mau nginpoo
Tadi pas balik dari kantor rektor gue ga sengaja liat Jihoon pulbar sm CewekPesan dari Chaeyeon sejak empat jam lalu belum terbalas sama sekali oleh Yeza. Ia hanya sekedar membaca dan melihatnya. Sedikit terkejut, tidak biasanya pula Chaeyeon memberinya info semacam ini.
Penting sih penting, tapi entah kenapa Yeza tidak mengharapkan berita semacam itu. Sedikit menyesakkan.
Lagipula Jihoon cukup populer di fakultasnya. Teman Cewek, ataupun Cowok pasti banyak dimana-mana. Mulai dari yang paling cantik, sampai yang paling pintar tentunya Jihoon kenal.
"Udah malem, tidur gih."
Sepersekian detik Yeza meletakkan ponsel di samping bantal, orang yang ada dipikiran nya tiba-tiba datang. Jihoon masuk kamar dengan outfit kaos hitam seperti biasa ketika hendak tidur.
"Ini masih jam sebelas lebih. Gak salah nih lo tidur jam segini?" Yeza tidak bertanya. Sekedar menjudge.
Jihoon mengangkat bahunya. Berjalan mengambil remote televisi. "Temen gue lagi gak pada kumpul. Terus gue juga gaada tugas, yaudahlah tidur aja. Iyakan?"
"Jangan nonton TV ya! Gue mau tidur, entar berisik suaranya." cegah Yeza sebelum Cowok itu akan benar-benar menyalakan televisi.
"Enggak, ah. Volumenya gue kecilin kok." Jihoon sudah berbaring lebih dulu, sambil melipat bantal di kepalanya.
Yeza menipiskan bibirnya. Lebih baik mengiyakan daripada nanti berakhir dengan ocehan. Ini sudah malam, waktunya untuk tidak bersuara.
Dengan posisi miring menghadap timur, Yeza memunggungi Jihoon yang berjarak kurang dari setengah meter darinya. Setiap hari, ia merasa lebih nyaman dengan posisi yang sama.
Namun, beberapa detik Yeza mencoba memejamkan mata, pergerakan Jihoon sedikit membuatnya terganggu.
"Za, lo nggak lapar?"
Random. Pertanyaan dari Jihoon terdengar tidak berbobot sama sekali.
"Gue udah makan tadi," sahutnya tanpa berbalik. "Lo kalo lapar ya makan aja, Ji."
"Gak, gue nanya doang."
Hening.
Yeza kembali memejamkan matanya berusaha tertidur.
Lain lagi dengan Jihoon yang masih setia menatap punggung Yeza di sebelahnya. Ingin mengungkap sebuah kalimat pun, terasa sulit.
"Za, sebelum kita nikah, ada Cowok diluar sana yang lo suka?"
"Nggak ada." Yeza menyahut dengan segera. Matanya tertutup, tetapi ia belum tidur.
Lantas Jihoon berkata dengan suara kaku. "O-Oh, nggak ada ternyata."
"Lo sendiri?" Yeza bertanya balik. Mengurungkan niat untuk terlelap.
Jihoon menoleh. "Ada lah." sahutnya jujur.
Yeza tersenyum getir, udah gue Duga.
Rasanya konyol mendengar pengakuan semacam ini. Kombinasi di dada Yeza campur aduk. Kata 'hubungan adalah tentang rasa' terputar begitu saja di otaknya.
Jadi apa yang ada diantara Jihoon dan Yeza, belum tepat dikatakan sebuah hubungan.
Masih dengan punggung Yeza yang dipandangnya, Jihoon berujar. "Lo kalo mau nyari kebahagiaan lain diluar sana, silahkan aja Za. Gue kayaknya juga gaada hak buat ngelarang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
FanficBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏