Thx uu buat pembaca story ini 💞
PART 15
“not a crime, not a lie”
⚛ - ⚛ - ⚛
"Gak sia-sia ya, kemarin gue rekam kalian berdua. Ternyata lo lemah kalo udah menyangkut masalah ini,"
Perkataan itu terbendung di telinga Jihoon. Pertahanan emosinya masih tersisa sedikit, mencoba menahan segala kemarahan.
Untuk kesekian kalinya, Jaemin lah yang kembali terlibat dalam ruang lingkup kehidupan Jihoon. Benar-benar tak habis pikir, mengapa Jaemin harus repot-repot untuk mencampuri segala kehidupan pribadinya. Terlebih lagi ini menyangkut hubungan yang ia jalin dengan Karina.
"Gue rasa ini nggak ada masalahnya sama lo. Jadi lebih baik lo gak ikut campur," Jihoon menyandarkan punggung nya untuk duduk lebih santai.
Meski posisinya sudah jelas-jelas tersudut kan, pada akhirnya ia tetap tidak ingin terdiam kalah.
Jihoon benci orang di hadapannya ini. Kesabaran yang sejak tadi ia pendam, hampir menipis karena lontaran omong kosong serta gunjingan yang didengar. Namun, kali ini jika ia salah dalam bertindak maka semuanya akan semakin runyam berantakan.
Jaemin menoleh, wajahnya seakan menahan tawa. "Masih gak nyangka gue, nekat banget ya lo ternyata haha."
"Cinta mati banget lo sama Karina, sampe-sampe nge rekayasa hubungan kalian sendiri." lanjutnya sembari menikmati americano yang ia pesan.
Jihoon membuang muka. Decakan pelan terdengar dari mulutnya.
"To the poin aja, apa yang lo minta sekarang. Gue gak punya banyak waktu ngobrol sama orang gak guna,"
Rasanya Jihoon ingin mengutuk dirinya sendiri. Rahasia besar yang selama ini terjaga baik-baik, justru diketahui oleh seseorang yang tak terduga. Mau tidak mau, ia kini terpaksa harus menuruti apa yang diminta Jaemin.
"Nasib lo sekarang ada di tangan gue, Jihoon. Masih berani-beraninya lo ngomong gitu ke gue,"
Jihoon tak berkutik. Hanya diam.
"Coba deh lo bayangin kalo satu univ tau berita ini. Anjirrr, pasti seru banget yakan?" Jaemin tergelak, melipat kedua tangannya.
"Apalagi nih ya, yang kena dampaknya juga pasti bukan lo doang, tapi Karina. Yang selama ini disangka panutan Mahasiswi hukum ternyata pelakor wkwk."
"Nggak usah sebut-sebut nama Karina!" amarah Jihoon beringsut naik.
Jaemin mengulas senyum tipis, ingin tertawa. Melihat Jihoon terpancing, semakin membuatnya menang.
Bodoh, ucapnya dalam hati.
"Di kampus, lo marah gue nyebut nama Yeza. Nah sekarang disini, lo marah karena gue nyebut nama Karina. Sedang bertindak adil buat kedua belahan jiwa lo?"
Tidak ingin semakin terpancing, Jihoon bangkit dari kursi kafe yang ia tempati. Menyimpan ponselnya, lalu meraih kunci mobil yang berada di atas meja.
Percuma ia repot-repot datang kemari menuruti ajakan Jaemin, jika pada akhirnya hanya omong kosong yang terus dikatakan.
"Gue punya satu permintaan,"
Langkah Jihoon terhenti. Ragu, ia berputar. Kembali menatap Jaemin yang ikut berdiri dari posisinya.
"Sebagai ganti penutup mulut." Lanjut Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
FanfictionBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏