Jangan bosen okey bikos pt ini agak panjang :')
PART 09
“bahkan hati pun kadang binggung, kita harus pergi melangkah kemana”
⚛ - ⚛ - ⚛
Entah sejak kapan, suasana kantin Fakultas Hukum mendadak gaduh penuh sorak ramai dan teriakan.Jihoon yang barusan datang bersama Hyunjin mendadak terheran dengan kerumunan di area pojok tembok, dimana hampir sama sekali tidak terlihat apa-apa karena tertutupi punggung orang-orang.
"Ini pada ngerumunin apasih, alay banget heran." Hyunjin mendekat ke arah kerumunan, diikuti Jihoon menyusul di belakangnya.
Langkah Jihoon sempat terhenti tatkala netranya tak sengaja menoleh ke kanan dan mendapati Karina bersama teman-teman nya juga tengah bergabung menonton kerumunan seolah asyik dengan apa yang sedang terjadi. Hendak Jihoon menghampiri sang gadis, umpatan Hyunjin kembali membuatnya terperangah.
"Bangsat, Ji! Gelud lagi si Junkyu sama Jeno."
Mendengar nama Jeno, tentunya fokus pikiran Jihoon seketika teralih. Bibirnya berdecak marah, bergegas menyusul Hyunjin yang lebih dulu berlari ke arah kerumunan di depannya.
"BANGUN LO ANJING! CEPETAN BALIKIN DUIT GUE BANGSAT!"
Saat Hyunjin dan Jihoon berhasil menerobos kerumunan dan sudah sampai di posisi pusat, yang didapati adalah Junkyu tengah menindih punggung Jeno dengan kakinya begitu kuat seakan dipenuhi luapan emosi.
"Akhirnya lo berdua muncul juga, tahan Junkyu gih buruan! Gue udah nyoba narik dia tapi yang ada malah kepala gue ikut ditonjok. Tuh anak lagi emosi banget," Yoshi memekik sambil memegangi area dahinya yang berdarah.
Tanpa pikir panjang lagi, Jihoon dan Hyunjin melangkah menghampiri Junkyu. Rupanya dari pihak Jeno, juga ada Mark dan Jaemin. Namun mereka juga hanya diam tak bergerak, padahal teman satu kubunya sedang lengah tak berdaya.
"Junkyu mundur gak lo!" Hyunjin menarik lengan kawan nya itu tetapi ditepis dengan cepat.
"DIA YANG DULUAN CARI GARA-GARA. SEENAKNYA DATENG KESINI SAMBIL NUDUH-NUDUH GUE NYURI KUNCI MOBIL DIA. PADAHAL DIA YANG MALAH MAKE KARTU ATM GUE SEENAKNYA SENDIRI TANPA IZIN GUE SEDIKITPUN. DASAR BAJING LO!" tendangan Junkyu seolah begitu keras sampai Jeno yang berada dibawah menggerang lemah.
Perlu diketahui, Junkyu dan Jeno sebenarnya adalah satu keluarga. Mereka bersaudara namun tidak sekandung berkat Ayah Junkyu yang menikah dengan Ibu Jeno. Dari awal, mereka memang sudah tidak akur mengingat hubungan tenggang antara teman-teman Junkyu dan teman-teman Jeno. Namun orangtua mereka tidak mempermasalahkan apapun sehingga tetap memutuskan menikah hingga akhirnya mereka resmi menjadi saudara.
"Udah berhenti! Gak usah sok jagoan! Ini bukan area luar dimana lo bisa hajar dia sepuasnya." Jihoon penuh penekanan membawa Junkyu mundur. Dan syukurnya Cowok itu mulai tenang tidak membantah.
Junkyu memang selalu penurut dengan ucapan Jihoon.
"Lo berdua kenapa diem aja goblok?" tatapan Hyunjin mengarah pada Mark dan Jaemin. Nampak begitu santai tanpa beban.
"Ya gue kudu gimana anjir? Ini kan urusan Jeno. Jadi ya gue gak berhak ikut-ikutan, kecuali lagi kalo ini tentang masalah kita, baru gue juga turun tangan." jawab Mark tanpa ragu. Perlahan mulai membantuJeno berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
Fiksi PenggemarBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏