Jangan lupa jejaknya pliseuu jgn jadi sider hehehe biar Jihoon cepet sadar..
PART 21
“jangan sampai menjauh, meski hanya sejengkal”
⚛ - ⚛ - ⚛
Sebenarnya Yeza tidak bisa menahan diri untuk tidak menjauh dari Jihoon selepas apa yang terjadi semalam. Pemuda itu memang kelihatan baik-baik saja, tapi tidak dengan Yeza yang merasa urat malunya terputus.Hari ini dan esok, Yeza berencana hanya ingin menghabiskan waktu untuk berdiam diri bersantai di rumah selagi tanggal merah. Namun, kemunculan Jihoon dari arah tangga membuat kegiatan menonton serial netflix nya terganggu.
"Buruan ganti baju, temenin gue." suruh Jihoon yang langsung mematikan sambungan televisi.
"Temenin kemana?"
"Nanti gue kasitau, cepetan."
"Enggak, gue mau di rumah aja." Yeza menolak.
Dengan sedikit paksaan terhadap Yeza, Jihoon menarik tangan gadis itu untuk berdiri meski ia terus menggerutu.
Detik berikutnya Yeza menghela, "Lo mau ngajak gue kemana?"
"Temenin gue beli sepatu," jelas Jihoon akhirnya.
"Sepatu apa lagi sih? Di lemari yang satunya aja masih banyak yang belum kepake,"
"Lo nggak paham, buat gue pake di Bali nanti. Yang di lemari kebanyakan bahannya berat, kalo dipake gak nyaman."
"Yaudah pake yang biasa lo buat kuliah tuh," Yeza memutar matanya jengah.
"Nggak bisa, nanti kotor."
Yeza menghembuskan nafasnya. Seorang Jihoon ribetnya melebihi Cewek rempong.
"Emang harus ngajak gue? Kan lo bisa sendiri nyari sepatu,"
"Ya harus!" Jihoon mengangguk. "Entar yang bawain belanjaan siapa?"
"Ogah!" berniat kembali duduk di posisinya, tangan Yeza ditarik kembali.
"Bercanda, elah. Itung-itung kita quality time berdua iya nggak?"
Yeza terdiam menatap mata Jihoon. Hanya dengan tatapan itu, ia merasa jantungnya melambat tak berdaya.
Walaupun Yeza juga salah satu tipikal otak keras kepala, tapi jika lawannya Jihoon maka ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Oke, tunggu sini. Gue ganti baju,"
Jihoon mengulas senyum tipis sambil mengusap pucuk kepala Yeza. "Sip, gitu dong nurut."
Gadis itu tersenyum seadanya. Kemudian beranjak naik tangga segera menuju kamar. Jika boleh jujur, ia sangat ingin bisa pergi berdua kemanapun bersama Jihoon. Tapi hati dan akal pikirnya justru berkata lain.
"Tunggu dibawah aja, ngapain ikut?" tubuh Yeza berbalik tatkala merasa Jihoon mengekor di belakangnya.
"Ya gue juga mau ganti baju, yakali ke mall kaya gini."
Yeza menatap Jihoon dari atas hingga ke bawah. Ah, ia baru sadar kalau ternyata Cowok itu juga belum berpakaian rapi masih dengan kaos oblong nya. Tapi entah kenapa Yeza merasa penampilan Jihoon sudah bisa dikatakan cukup tampan.
Cepat-cepat Yeza menggeleng. Menepis pikiran yang ngawur di kepalanya.
"Segitunya gak fokus liat gue ya lo?" Jihoon bertanya santai, dengan nada menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
Fiksi PenggemarBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏