PART 04"sebagian dari hidup, aku bersandar pada ketidakjelasan"
⚛ - ⚛ - ⚛
Sekitar jam tujuh pagi, selesai dari aktivitas bersih-bersih kamar dan mandi, Yeza menyempatkan diri untuk sedikit merias wajahnya di depan cermin besar kamarnya. Sudah lama dirinya tak menyentuh riasan make up sama sekali sejak lulus kuliah tahun lalu. Terakhir berdandan pun ketika acara pernikahannya dengan Jihoon.
"Udahlah, gini aja pake lipgloss sama maskara sedikit. Biar keliatan nyentrik dikit, tapi tetep kalem." cerocosnya dibarengi menyisir rambut bagian belakang.
Setelah rampung dengan wajah dan pakaiannya, Yeza kemudian memasang kalung dengan liontin putih berbentuk apel di lehernya. Benda cantik nan mahal itu salah satu pemberian Bunda Jihoon kemarin. Alangkah lebih baik kalau sesekali Yeza memakainya setiap saat.
"Mau nyabe kemana lo pake dandan segala?"
Hampir menjatuhkan sisir di tangannya, Yeza terperanjat kaget dengan kehadiran Jihoon secara tiba-tiba dan terlihat dari pantulan cermin. Buru-buru Yeza berbalik ke belakang, memastikan apa yang dilihat tidaklah salah.
"Jihoon? Lo pulang?" Gadis itu melangkah menghampiri.
Tanpa menjawab, Jihoon melempar jaketnya yang telah terlepas di atas tempat tidur, kemudian berjalan ke arah almari pakaian mengambil satu handuk.
"Nggak jadi nginep dua hari? Cuman sehari doang berarti?" Yeza belum berhenti mengoceh.
"Tadi pagi Bunda nelfon katanya mau kesini." akhirnya Jihoon buka suara.
"Ya terus?"
Decakan pelan terdengar dari bibir pemuda itu. "Ya coba pikir aja, Bunda bakal dateng dan ternyata gue nggak dirumah malah nginep di tempat lain ninggalin istrinya sendiri. Lo mau liat gue diamuk?"
"Oh gitu.." kepala Yeza mengangguk pelan.
"Hari ini lo dirumah aja. Libur jaga toko dulu," ujar Jihoon ketika melewati Yeza yang berdiri diam.
Melihat wajah Jihoon dari jarak dekat, barulah Yeza tersadar jika ada yang tidak beres dari keadaan wajah Cowok itu. Ada tempelan hansaplast dan bekas lebam parah di dahi yang paling terlihat jelas.
"Wajah lo kenapa?" dengan segera, tangan Jihoon ditahan.
"Nggak papa, Udah sembuh. Lepas! Gue mau mandi, Za." Jihoon mengalihkan wajahnya.
"Lo pulang-pulang keadaan kaya gini, abis ngapain Jihoon?"
"Gue capek. Bisa nggak sih, gak usah banyak nanya-nanya gak penting." selain pusing dan nyeri di area wajahnya, Jihoon juga sangat mengantuk karena semalam hanya tidur 4 jam demi menemani Karina nonton film. Dan sekarang, ocehan Yeza malah semakin membuat kepalanya pecah.
"Nggak penting lo bilang? Ji, wajah lo babak belur gini dibilang gak penting? Terus kalo sampe nanti Bunda lo tau, dan dia nanya-nanya ke gue, harus jawab apa?"
"Yaudah tinggal bilang jujur aja kalo gue abis tengkar sama temen, gitu kok ribet."
Yeza menautkan alisnya penasaran. "Lo abis tengkar sama siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
Fiksi PenggemarBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏