Maaf ya baru bisa Update :(
Makasih banyak yg udah kasih support sm fanfict iniiiiPART 31
“antara cinta dan kekeliruan yang nyata”
⚛ - ⚛ - ⚛
Melelahkan adalah deskripsi yang sempurna untuk menggambarkan seperti apa rasanya kembali kerumah setelah beberapa hari belakangan menikmati perjalanan liburan.
Anggaplah setiap momen yang terjadi di Bali memang cukup menyenangkan dan membekas tersendiri di lubang memori. Namun, baik Yeza ataupun Jihoon bahkan tak sama sekali mengabadikannya. Tidak ada satupun kenangan yang berbentuk bukti, selain hanya sekedar ingatan.
Kali ini Yeza duduk diatas karpet ruang televisi, memandangi Jihoon yang nampaknya sedang tergopoh memakai sepatunya entah berniat pergi kemana.
Demi Tuhan, ini bahkan baru beberapa jam setelah semalam mereka kembali ke rumah. Tapi seakan tidak punya rasa lelah, Jihoon kembali seperti biasa melanjutkan aktivitasnya.
"Aduh!" pekikan itu terlontar ketika dengan sengaja Jihoon melempar kunci mobil tepat di dahi kepala Yeza. "Apasih kok malah dilempar?!"
"Gue pake mobil lo aja ya, itu kunci gue tolong simpen di tempat biasanya." balas Jihoon santai.
"Mau kemana emang?"
"Ke Bunda, sekalian main ke Hyunjin."
Sempat keduanya berpandangan satu sama lain, Yeza tiba-tiba menyeru. "Gue ikut!"
Jihoon buru-buru menggeleng tegas. "Nggak usah, lo mending diem dirumah aja duduk istirahat."
"Gue juga pengen ketemu Bunda, mau bilang makasih buat liburan kemarin."
Jihoon kembali menggeleng lalu melanjutkan, "Lo kalo ketemu Bunda sekarang, udah siap buat ditanya-tanya yang aneh-aneh hah?"
"Iya juga sih, tapi kan—"
"Udah, udah nurut apa kata gue. Gue buru-buru nih, lo jaga diri di rumah. Pasti capek banget kan butuh istirahat," ucap Jihoon penuh ramah. Tak ayal ia juga mengusap pucuk kepala sang istri.
Mendengar kalimat identik semacam itu, membuat Yeza tidak sanggup memandang wajah Jihoon lebih lama. Jantungnya kembali berdegup kencang hanya karena hal sangat sepele. Ia merasa sangat payah perihal kendali hati yang lemah.
"Yaudah, lo juga hati-hati." balasnya dengan bibir melengkung.
"Kalo pengen titip sesuatu telfon gue aja nanti, kalo sempet ya gue beliin."
Yeza mengangguk-angguk. "Iya, iya."
Lalu dengan tergesa, Jihoon segera melangkahkan kaki keluar dari dalam rumah. Hingga berselang beberapa menit, suara deru mobil menanggalkan area parkiran pun terdengar.
Yeza berjalan pelan menuju ruang tamu untuk kembali menutup pintu utama yang masih terbuka lebar karena tidak ditutup. Rahangnya meluruh rendah saat memandangi area halaman rumah yang nampak sepi tak ada siapapun.
Ketika sebuah bunyi lonceng notifikasi terdengar dari ponsel miliknya, Yeza langsung mengamati baik-baik layar putih yang menyala menunjukkan sebuah perjalanan rute tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
FanfictionBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏