✿Kita Butuh Waktu✿

1.6K 331 17
                                    

PART 08

“kamu bahkan mengabaikan orang yang berdiri paling tegak di depanmu”

⚛ - ⚛ - ⚛

"Tumbenan banget ngajakin gue ketemu malem-malem gini?" Karina menatap khawatir pada Jihoon yang nampak diam tak banyak berbicara.

"Gapapa. Gue pengen ketemu lo aja,"

"Besok juga kuliah kan kita ketemu, Jihoon." desisan Karina terdengar pelan.

Keduanya bertukar pandang cukup teduh. Seolah mencari kenyamanan satu sama lain. Hanya keheningan yang sedari tadi lebih mendominasi. Suasana rooftop Apartemen Karina saat malam hari memang cukup menenangkan.

"Gue pengen aja liat wajah lo, Rin. Bawaannya pikiran sama suntuk gue langsung ilang."

Karina terhenyak dengan tawa renyah. "Kebanyakan gaul sama Junkyu nih, makanya pinter ngerdus." katanya sambil menepuk pelan punggung Jihoon.

"Astaga, suer itu tadi bukan gombal atau ngerdus. Beneran dari hati, Rin."

"Iya-iyaaa percaya," dibarengi tawa, Karina menyandarkan kepalanya.

Jihoon memandang Karina sebentar. Menarik nafas, lalu dihembuskan lagi. Begitu terus sampai Karina sendiri ikutan pusing mendengarnya.

"Kenapa sih, ada masalah ya?"

Karina bertanya dengan berhati-hati. Jihoon dalam mode kalut, sangat mudah terpancing dan sensitif. Sehingga ujung-ujungnya hanya akan berakhir dengan berdebat.

Bukan menjawab kalimat Karina, Jihoon malah berujar lirih. "Gue nginep lagi boleh kan?"

Karina tentu saja paham dengan keadaan yang saat ini mungkin dirasakan Jihoon. Sudah terlihat jelas dari mata Cowok itu ada sebuah kegelisahan serta kekhawatiran cukup dalam.

"Kalo ada masalah apapun, cerita aja sama gue. Lo berantem sama Yeza apa gimana?"

Tidak ingin mengatakan apapun, pemuda itu menggeleng.

Jihoon sendiri tidak tahu kenapa amarahnya tadi begitu ter cungkil ketika Yeza bercerita tentang Jaemin. Tidak ada alasan pasti selain hanya rasa kesal yang mendominasi. Hatinya seakan dibolak-balikkan.

Satu fakta yang perlu diingat, yakni Jaemin adalah sosok mantan Karina.

Masih teringat jelas di benak Jihoon, bagaimana Jaemin pernah mengambil Karina lebih dulu darinya. Membuat Jihoon harus mengalah sejenak sebelum akhirnya kembali memperjuangkan Karina lagi.

Jihoon yakin, pertemuan Yeza dan Jaemin bukan hanya sebuah kebetulan. Melainkan terselubung sebuah klise rencana. Jaemin bukanlah orang sebaik itu sampai harus rela memberi tumpangan pada orang yang tidak terlalu dikenal dekat.

"Gue nginep cuma sehari aja, bisa kan?" Jihoon mengulang pertanyaannya.

Karina menarik nafas. Memiringkan kepalanya ke depan. "Bukan masalah bisa apa enggak. Nanti kalo Yeza nanyain gimana? Lo mau bikin dia curiga hah?"

"Masalah itu dipikir nanti. Yang penting gue bener-bener nggak pengen pulang,"

Sebagai respon, Karina tersenyum simpul. Mengusap pelan rambut Cowok itu. "Iyain aja deh biar nggak ngambek."

Marriage is an Nothing √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang