Ayo jangan lupa jejaknya gaisuee
Selamat membaca 💛PART 10
“terlepas dengan keadaan yang ada, aku harap kita selalu bahagia”
⚛ - ⚛ - ⚛
Kelas baru selesai setengah jam lalu.Sedikit lega karena dosen kali ini memeberikan dispensasi keringanan pengumpulan tugas yang kemarin belum sempat Jihoon tuntaskan perkara semalam. Laptopnya juga tidak dibawa saat ia memutuskan pergi ke rumah Karina.
Tadinya pemuda itu berniat mampir ke kost Yoshi sesuai rencana yang sudah dibahas bersama teman-teman nya. Jihoon juga butuh penenangan diri agar pikirannya bisa ter-refresh. Lagipula, dari semalam, Yeza juga tidak menelfon atau mengirim pesan sama sekali.
Syukurlah tuh anak ngerti, pikir Jihoon saat itu.
"Ren, tumbenan lo nggak sama Karina?" Jihoon yang tengah berjalan sendirian ke arah loby tak sengaja berpapasan dengan Yiren.
"Ngapain lo nanya-nanya Karina?" Yiren dengan mimik jutek bertanya.
Yiren dan Jihoon sebenarnya teman akrab dari awal masa maba karena kebetulan ditempatkan satu kelompok sama. Dan satu lagi, perumahan komplek mereka juga berdekatan.
"Ada perlu, mau ngambil laptop gue yang dipinjem dia." dalih Jihoon agar Yiren tidak curiga.
Yiren mengangguk, "Oh gitu, tapi nih ya.. Karina udah balik duluan daritadi ninggalin gue malahan,"
Jihoon mendecak samar. Padahal ia ingin bertemu Karina sebentar untuk mengobrol hal penting. Biasanya gadis itu tidak pernah terburu-buru untuk pulang cepat.
"Yaudah ya gue duluan, ada temen lo tuh." Yiren menunjuk ke arah belakang Jihoon. Sepertinya pasukan mulai datang, dan ia harus segera pergi ketimbang berpapasan dengan salah satunya yaitu Junkyu.
Setelah Yiren beranjak menjauh, Jihoon menoleh ke belakang mendapati kehadiran Yoshi, Hyunjin, dan Junkyu.
"Mau selingkuh ya lo sama Yiren?" Hyunjin dengan mulut gamblang nya menyahut.
Mata Jihoon menyalang. "Mancing emosi gue lo?"
"Bentar, Ji. Emang tadi lo ngobrolin apa sama Yiren?" Junkyu menahan sebentar.
"Gak penting elah, gak usah cemburu
gue gak gebet Yiren." kata Jihoon."Gue nanya doang ya, gak usah ngadi-ngadi."
Yoshi menepuk pundak Junkyu, "Lu berdua gak usah banyak cincong. Ayo buruan balik, hp gue butuh daya nih daritadi lowbat."
Mendengar perkataan Yoshi, Jihoon seketika teringat dengan ponselnya yang sejak tadi ia silent. Sedari pagi sama sekali belum dicek sedikitpun.
"Mampus, ini kenapa ada 12 panggilan tak terjawab?!" pekik Jihoon syok. "Bunda tumbenan banget sih,"
Panggilan itu sekitar satu jam yang lalu.
"Telfon balik aja, siapa tau penting." saran Yoshi.
Tanpa disuruh pun, Jihoon sudah pasti akan melakukan hal serupa mengingat apapun yang berhubungan dengan sang Bunda pasti sangatlah penting. Mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
FanficBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏