Syukurlah di part kemarin feedback komen kalian masih banyak yg tertarik sm ff ini hehe :') makasii
"PART 34"
“beginikah cara mencintai yang benar?"
⚛ - ⚛ - ⚛
Cklek
Suara pintu yang ditutup pelan itu, membuat Jihoon terperanjat kaget dan bergegas merubah posisinya menjadi duduk tegap dari sebelumnya tengkurap santai bermain ponsel.
Matanya menyergit heran dengan kehadiran seseorang yang tak disangka akan datang di pagi buta seperti sekarang.
"Za, lo kesini?"
Yeza menarik sudut bibirnya. Ia meremas jari dengan berbagai rasa gugup yang menjalar. "Maaf gue ganggu lo pagi-pagi gini."
"Bukan masalah. Lagian lo juga masih punya hak di rumah ini," ujar Jihoon mengalihkan pandangannya.
Yeza membasahi bibir bawahnya dengan perasaan campur aduk. Setengah hatinya ingin ia memaki-maki Jihoon dan menampar wajah Cowok itu. Namun, setengah hatinya lagi mengatakan bahwa ia lebih baik diam dan mengalah seolah semua yang terjadi bukanlah masalah.
"Apa sekarang lo udah puas?" sesuatu yang sejak semalam mengganjal di hati perempuan itu akhirnya melesak keluar. Suaranya pecah melirih, "Kenapa lo ngelakuin hal kaya gini ke gue?"
Yeza melangkah pelan menuju tempat tidur mereka. Ia mendekati Jihoon. Rasanya ingin tersenyum saja sangat sulit.
"Lo emang berhak marah, tapi ini udah keputusan gue. Cepat atau lambat, semua udah pasti nggak bisa dipertahankan." ucap Jihoon nanar.
"Sekarang beneran kerasa banget, apa yang gue perjuangin selama ini itu ternyata sia-sia."
Jihoon mendongak. "Mau berpikir jutaan kali pun, kita gak bakal nemu cara lain buat keluar dari hubungan ini selain pisah. Nggak ada cinta diantara kita, Za. Perasaan gue nggak bisa hadir gitu aja dengan embel-embel 'semua akan terbiasa'."
Tenggorokan Yeza tercekat sampai rasanya tak ingin lagi berbicara. Terdiam sejenak lalu menatap Jihoon dengan raut sedih.
"Gue masih nggak habis pikir. Dari banyaknya perempuan diluar sana, kenapa harus Karina? Teman yang udah gue anggap sahabat sendiri."
Mendadak Jihoon terdiam kelu. Terkejut mengapa Yeza ternyata sudah tahu lebih dulu.
Sementara Yeza, kini berhasil menampilkan senyumnya meski terkesan tak begitu tulus. "Kalo sekarang pilihan lo emang pergi dari hubungan ini, silahkan aja. Tapi gue tetep minta satu hal dari lo."
Jihoon tak bergeming apapun. Beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Yeza dengan langkah lambat. Ingin lebih jelas mendengar maksud ucapan gadis itu.
"Jangan lo sakitin Karina sama persis kaya lo sakitin gue sekarang, Ji. Perlakukan dia selayaknya gimana lo perjuangin hubungan kalian."
Perlahan tapi pasti, mata Jihoon membola seiring penuturan gadis itu. "Za, Lo.. Tau?"
Yeza menunduk. Mengulas tawa hambar. "Gue bodoh banget sih, bisa hadir diantara kalian."
Entah kenapa, Yeza justru meluruhkan air matanya. "Parah banget, gue berasa jadi figuran diantara kisah kalian berdua." gumamnya sarkas.
Bukan merasa tersinggung ataupun marah, Jihoon mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyum lebar. "Bagus lah kalo emang lo udah tau. Gue nggak perlu susah-susah ngejelasin dari awal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is an Nothing √
Fiksi PenggemarBagi Jihoon, pernikahan yang sekarang ia jalani bukanlah apa-apa. Jihoon never appreciated any of the bonds between them. #1 parkjihoon (21052021) ©𝟐𝟎𝟐𝟏