Disarankan untuk memakai earphone.
Jadi, Dreamies udah ada di kampus kak Doy lagi. Mereka lagi ada di backstage, habis ini giliran mereka. Setelah perform ini selesai, akan ada pengumuman pemenang yang bikin Dreamies –terutama Mark—deg-degan luar biasa.
“Maneh pasti bisa Mark, bisa,” gumam Mark pada dirinya sendiri.
“A, ini kalo mereka ngeprank kita kayak kemarin gimana?” tanya Jindra pada Nana yang duduk di kirinya sembari memegang bass miliknya.
“Nggak Ji, yang bagus aja perform-nya biar menang, ok?”
Jindra mengangguk paham walau gugup yang ia rasakan belum hilang sepenuhnya.
“A,” panggil Jindra lagi.
“Apa lagi Ji?”
“Jindra takut. Jindra takut kalau kalah, bunda bakal kecewa sama Jindra. Jindra anak satu-satunya bunda, bunda gak punya siapa-siapa lagi selain Jindra. Masa orang yang paling bunda sayang kecewain bunda juga, Jindra takut A,” kata Jindra sambil menatap ujung sepatunya.
“Ji ....” Nana mendekat, mengusap bahu si bungsu yang kelihatan loyo.
“Bunda pasti ngerti kalo maneh udah perjuang abis-abisan. Kalo belum menang, berarti belum rezeki, Ji. Bunda pasti paham, gak papa, maneh sekarang tenangin diri dulu ya, bentar lagi kita tampil.” Nana menenangkan, terus mengusap bahu Jindra biar anaknya lebih tenang.
Dari ketujuh orang ini emang Jindra yang paling gampang gemetaran, sering cemas gak karuan waktu mau naik panggung, istilah kerennya sih, demam panggung. Tapi, selalu ada Nana yang mengusap bahunya, menenangkan Jindra sampai nama band mereka dipanggil untuk tampil.
“Sini, sini. Kumpul dulu,” instruksi Mark.
Semuanya membentuk lingkaran.
“Oke, buat perjuangan kita, YO DREAM!”
“LET’S DO IT, FIGHTING.”
Lingkaran itu membubarkan diri, mulai menaiki tangga dan sampai di panggung. Beberapa penonton bertepuk tangan saat nama mereka dan lagu yang akan mereka nyanyikan disebutkan MC.
Injun menatap ke sekeliling, mulai merasakan kegugupan ketika mata-mata itu menatap dirinya.
Musik dimulai dengan alunan dari keyboard Lele, Mark mulai memetik gitarnya, suara gitar elektrik yang halus mulai memasuki nada. Perlahan, dentuman kecil dari drum Jindra juga terdengar.
[Silakan putar multimedia]
Bukan suara Injun atau Echan yang mengalun pertama kali, tapi suara sang ketua.
We gonna have fun
Cause we hot and we youngBarulah, suara Injun yang menggema memenuhi lapangan kampus.
Stay with me today, i’ll be alright
When the sky is blue, the sun shining bright
I can feel it how today is gonna be a good day
When i walk out my door and see you standing thereLalu Echan mengambil alih bagian.
Well dance, our way, all day
You and me, will that be okay
Cause you and i we go a long way
And still here we’ll stayLalu, ketujuhnya melebur dalam satu nada.
Play with me today
So what we hot we young
Underneath the wave
So what we hot we young
We’re gonna be free (here we go)
Hands up in the air
Let’s go to the sea
Frolic in the sand
Uh uh we young